Selamat pagi
teman-teman? Apa kabar? Semoga kalian selalu dalam lindungan-Nya ya J.
Seperti biasa, sebelum memulai belajar hari ini jangan lupa awali dengan
basmallah dan akhiri dengan alhamdulillah ya J. Bagi yang
beragama non islam berdoa menurut keyakinan masing-masing saja, hehe. Kali ini
saya akan memberikan materi tentang terlalu banyaknya kebetulan dalam cerita.
Mohon disimak ya! J
Kebetulan bisa terjadi
dalam kehidupan nyata dan itu sah-sah saja. Namun, kalau kebetulan dituangkan
dalam sebuah cerita tentu hal itu berbeda. Kebetulan dalam karya
tulis akan terlihat penulis seperti mengambil cara mudah untuk membuat konflik
cepat selesai.
Contoh saja, ketika
tokoh dalam sebuah cerpen menghadapi perampokan di toko emas. Bukannya penulis
bersusah payah memikirkan bagaimana caranya agar si tokoh punya solusi. Eh,
malah si tokoh mempunyai kerabat di kepolisian dan segera meneleponnya.
Akhirnya polisi segera datang dan masalah terselesaikan sudah.
Atau pada seorang
mahasiswa yang berusaha memikat hati seorang gadis pujaan di kampusnya. Segala
cara telah ia lakukan, tetapi tidak pernah berhasil memikat hati si gadis
tersebut. Namun, tanpa sengaja sang cowok bertatapan dengan teman sekelas
pujaannya itu dan kebetulan teman sekelasnya itu adalah teman satu kost sang
cowok yang pernah akrab dulu sewaktu OSPEK.
Akhirnya tanpa
kesulitan si cowok bisa sering bertemu dengan gadis pujaannya karena teman satu
kosnya ikut mendukung. Singkat cerita, akhirnya mereka jadian.
Menciptakan kebetulan
demi kebetulan itu membuat kisah terkesan terlalu mudah. Terkesan penulis malas
berpikir keras untuk menyelesaikan konflik atau masalah dengan cara yang lebih
cerdas.
Sesuatu terjadi karena
alasan tertentu itu akan lebih mempesona daripada kebetulan. Jadi, sekalipun
ada kebetulan harus ada alasan tertentu yang bisa membuat kebetulan itu menjadi
wajar dan tidak dipaksakan.
Saran saya agar dalam cerita
tidak terlalu banyak kebetulan atau setidaknya kebetulan tetap masuk dalam
jalur logika, maka sebagai penulis harus memilih setting yang tepat dan menyiapkan lanjaran yang kuat atau
mempersiapkan detail yang terencana. Sehingga saat kebetulan itu muncul, semua
jadi masuk akal karena ada penjelasan sebelumnya yang memungkinkan kebetulan
tersebut sampai terjadi.
Bagaimana teman-teman?
Sudah paham? Kalau belum silakan bertanya ya dan kalau mau menyanggah juga
silakan. Jangan malu-malu dan takut, saya tidak akan menggigit kok J.
Kan saya bukan vampir, hehe.
All picture by: Google
All picture by: Google
0 Response to "Jangan Terlalu Banyak Menyajikan Kebetulan - Sastra Indonesia Org"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.