Rabu, 17 April 2019

Jangan Menghadirkan Konflik yang Tidak Diselesaikan - Sastra Indonesia




Hai teman-teman, pernah nggak sih kalian membaca karya tulis fiksi dengan konflik yang tidak ada penyelesaiannya? Bagaimana perasaanmu? Pernahkah kamu bertanya-tanya? Misalkan saja pertanyaan seperti ini.

“Jadi bagaimana pada akhirnya si tokoh A ini?”
“Wah, cerita gak jelas ini. Enggak dibahas sampai tamat!”
Pernah mengalami seperti itu, enggak?
Jujur saja, saya sendiri pernah menonton salah satu film, tapi sampai akhir ternyata ada masalah yang tidak diselesaikan, terlupakan, atau ending-nya menggantung. Kecewa? Tentu saja saya kecewa. Entah, akhir cerita dari film itu sengaja dibuat seperti itu atau bagaimana. Sebenarnya cerita mulai dari awal bagus, apalagi salah satu pemerannya adalah idola saya. Namun, karena satu kesalahan itu membuat sebagian penonton kecewa berat. Mungkin juga hal itu menjadi puncak kemarahan penonton. Hal ini juga berlaku pada pembaca karya tulis fiksi. Apalagi jika konflik utama yang tidak diselesaikan.



Akan tetapi, menyelesaikan konflik bukan berarti harus selesai secara total. Seperti halnya cerita pada novel berjudul World War Z, The Darkest Hour, Independence Day, atau kisah lainnya. Sekalipun solusinya memuaskan bukan berarti sudah berakhir sepenuhnya. Namun, setidaknya sudah ada solusi yang ditemukan, ending tetap memuaskan, dan solusinya masuk akal. Jadi, jika kamu tidak bisa memberikan penyelesaian masuk akal dan memuaskan. Lebih baik belajarlah lebih dalam dahulu. Biar pembacamu tidak kecewa dan kapok membaca karya-karyamu lainnya.
Perlu kamu ketahui, kisah yang menarik itu jika ada konflik atau masalah, tetapi dengan syarat diselesaikan sampai tuntas. Jangan sampai menyajikan konflik yang kemudian diabaikan tanpa solusi. Seperti kata Cak Lontong, “Masalah Tanpa Solusi.” Hehe.

Kalaupun memang tidak ada solusi, maka lebih baik katakan saja tidak ada solusi dalam cerita. Bukan malah tiba-tiba langsung ending saja. Karena cerita dengan ending yang buruk membuat pembaca ataupun penonton mengira belum selesai ternyata sudah selesai. Kecuali pada film atau cerita bersambung ya J.

Baca juga: Penyelesaian Konflik Harus Memuaskan - Sastra Indonesia Org

Bagaimana semua? Sudah paham? Kalau belum, boleh ditanyakan loh J. Jika ada yang mau menyanggah juga dipersilakan. Karena kita di sini bukan belajar sendiri, melainkan belajar bareng J.

All picture by: Google


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.