Hai teman-teman, pernah
nggak sih kalian membaca karya tulis fiksi dengan konflik yang tidak ada
penyelesaiannya? Bagaimana perasaanmu? Pernahkah kamu bertanya-tanya? Misalkan saja pertanyaan seperti ini.
“Jadi bagaimana pada
akhirnya si tokoh A ini?”
“Wah, cerita gak jelas
ini. Enggak dibahas sampai tamat!”
Pernah mengalami
seperti itu, enggak?
Jujur saja, saya
sendiri pernah menonton salah satu film, tapi sampai akhir ternyata ada masalah
yang tidak diselesaikan, terlupakan, atau ending-nya
menggantung. Kecewa? Tentu saja saya kecewa. Entah, akhir cerita dari film itu
sengaja dibuat seperti itu atau bagaimana. Sebenarnya cerita mulai dari awal
bagus, apalagi salah satu pemerannya adalah idola saya. Namun, karena satu
kesalahan itu membuat sebagian penonton kecewa berat. Mungkin juga hal itu
menjadi puncak kemarahan penonton. Hal ini juga berlaku pada pembaca karya tulis fiksi.
Apalagi jika konflik utama yang tidak diselesaikan.
Akan tetapi,
menyelesaikan konflik bukan berarti harus selesai secara total. Seperti halnya
cerita pada novel berjudul World War Z,
The Darkest Hour, Independence Day, atau kisah lainnya. Sekalipun solusinya
memuaskan bukan berarti sudah berakhir sepenuhnya. Namun, setidaknya sudah ada
solusi yang ditemukan, ending tetap memuaskan, dan solusinya masuk akal. Jadi,
jika kamu tidak bisa memberikan penyelesaian masuk akal dan memuaskan. Lebih
baik belajarlah lebih dalam dahulu. Biar pembacamu tidak kecewa dan kapok membaca
karya-karyamu lainnya.
Perlu kamu ketahui,
kisah yang menarik itu jika ada konflik atau masalah, tetapi dengan syarat
diselesaikan sampai tuntas. Jangan sampai menyajikan konflik yang kemudian
diabaikan tanpa solusi. Seperti kata Cak Lontong, “Masalah Tanpa Solusi.” Hehe.
Kalaupun memang tidak
ada solusi, maka lebih baik katakan saja tidak ada solusi dalam cerita. Bukan
malah tiba-tiba langsung ending saja.
Karena cerita dengan ending yang buruk membuat pembaca ataupun penonton mengira
belum selesai ternyata sudah selesai. Kecuali pada film atau cerita bersambung ya
J.
Baca juga: Penyelesaian Konflik Harus Memuaskan - Sastra Indonesia Org
Baca juga: Penyelesaian Konflik Harus Memuaskan - Sastra Indonesia Org
Bagaimana semua? Sudah
paham? Kalau belum, boleh ditanyakan loh J. Jika ada yang
mau menyanggah juga dipersilakan. Karena kita di sini bukan belajar
sendiri, melainkan belajar bareng J.
All picture by: Google
All picture by: Google
0 Response to "Jangan Menghadirkan Konflik yang Tidak Diselesaikan - Sastra Indonesia"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.