Dalam menulis ada
teknik yang namanya Show Don’t Tell dengan arti menunjuk bukan memberitahukan.
Teknik ini yang banyak diabaikan oleh penulis pemula.
Sedangkan penulis
profesional tidak menuliskan watak ayahku kaku. Melainkan membuat deskripsi
tentang pria tersebut dan setiap pembaca bisa menangkap kesan tersebut.
Agar pembaca terus
tertarik membaca sebuah tulisan. Penulis tidak langsung memberi tahu karakter
tokoh dalam tulisan. Melainkan menjelaskan/ mendeskripsikan dalam bentuk narasi
ataupun dialog dalam cerita.
Dalam karya non fiksi
pendekatan seperti itu tidak terlalu digunakan. Dalam tulisan ilmiah penulis
juga bebas mendefinisikan secara verbal. Dalam karya ilmiah, kalimat seperti:
itu merupakan, ini adalah, dan dia bersifat, merupakan kata-kata yang wajar.
Namun, sejauh mungkin kata-kata seperti itu dihindari penggunaannya dalam karya
cerpen maupun novel. Cerpen maupun novel harus menghindari kalimat yang
bersifat mendefinisikan.
Show
memang membutuhkan lebih banyak kata, tetapi membuat sebuah tulisan menjadi
lebih berbobot, kuat, dalam, puitis, dan nyastra.
Baca juga karya Asma
Nadia yang berjudul Gara-gara Tante Erna dalam novel ‘Sakinah Bersamamu’. Atau
bisa juga novelnya yang berjudul Pesantren Impian sebagai contohnya.
Sekali lagi, saya
menjelaskan materi ini berdasarkan apa yang sudah saya pelajari dalam buku 101
Dosa Penulis Pemula karya Isa Alamsyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.