Selain opening dalam bentuk narasi/ deskripsi, opening juga boleh menggunakan bentuk
dialog. Akan tetapi, jika ingin memulai opening
dengan dialog maka dialog harus benar-benar kuat, bukan dialog biasa. Sayangnya, masih banyak penulis pemula yang asal tulis saja dalam menyajikan dialog untuk
sebuah opening.
Perlu kamu ketahui,
dialog ucapan salam maupun sapaan seperti Assalamu’alaikum,
halo/ hai, selamat pagi/ siang/ sore/ malam, dan lain sebagainya itu juga
merupakan dialog biasa/ tidak kuat untuk opening.
Contoh saja:
“Assalamu’alaikum Bu Siti,” salam Ina.
atau
“Hai Ari, lama tidak
bertemu. Bagaimana kabarmu?” sapa Zahra.
Ada lagi dialog yang
terkesan basi. Perhatikan dialog di bawah ini:
“Halo Metty, lagi apa?
Sudah makan belum?” tanya Rio di seberang telepon.
Oleh karena itu,
buatlah dialog yang greget dalam opening.
Agar dialog itu kuat, salah satunya dengan cara membuat dialog yang langsung
masuk ke konflik. Misalnya opening
dialog di bawah ini:
“Kalian itu jahat,
selalu aku yang disalahkan. Kalian selalu memperlakukanku seperti seorang
budak. Apa salahku sebenarnya pada kalian, hah?” ucap Ratih pada keluarganya.
Dialog opening yang kuat juga bisa didapatkan
dengan cara menggunakan kalimat kontroversial. Misalnya:
“Tuhan, kenapa mereka
jahat sekali kepadaku? Salahku apa ya Tuhan?” seru Ratih berulang kali di dalam
kamar bersama linangan air mata.
Jadi, apabila kamu
ingin memakai dialog dalam opening,
pastikan dialog tersebut benar-benar kuat, unik/ menarik, dan juga berbobot.
Bukan dialog standar lho ya teman-teman J.
Bagaimana? Sudah paham?
All picture by: Google
All picture by: Google
0 Response to "Opening Dalam Bentuk Dialog Harus Kuat - Sastra Indonesia Org"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.