Halo, apa kabar semua? Ketemu lagi dengan saya si manusia yang tidak pernah bosan membagikan ilmu-ilmunya, hehe. Selain dapat banyak ilmu dari berbagai grup kepenulisan, saya juga belajar dari buku 101 Dosa Penulis Pemula karya Isa Alamsyah yang selama ini saya bagikan ke kalian menggunakan bahasa saya sendiri.
Masih dengan pembahasan mengenai kesalahan kalimat yang tidak efektif atau tidak selektif. Namun kali ini saya akan membahas anaknya, cie anaknya :-D. Ini bukan anak-anak itu lho ya. Arti anak di sini yakni yang masih berkaitan dengan kalimat tidak efektif atau tidak selektif di dalamnya. Baiklah, langsung saja kita bahas tentang kesalahan mengulang keterangan yang sudah diterangkan.
Sering kali ditemukan penulis memberi keterangan tambahan atas sesuatu yang sudah diterangkan dengan jelas sebelumnya. Contoh:
“Kamu sedang ada di mana?” tanya Dian kepadaku sedang di mana aku.
Narasi di belakang itu sama saja informasinya dengan dialog. Jadi, tidak perlu diulang. Cukup kamu tulis:
“Kamu sedang ada di mana?” tanya Dian.
atau bisa juga dibuat narasai saja seperti:
Dian bertanya, sedang di mana aku.
Contoh lagi:
Sastro menyapaku, “Selamat pagi Afi.”
Afi pun menjawab sapanya, “Selamat pagi juga Sastro.”
Narasi dan dialog di atas keduanya sama. Jadi, tidak perlu diulang lagi.
Perlu kalian tahu bahwa menambahkan informasi yang sudah jelas akan membuat kalimat menjadi tidak efektif dan bertele-tele.
Bagaimana? Sudah paham? Atau masih ada yang mau ditanyakan? Silahkan bertanya dikolom komentar ya :)
0 Response to "Kesalahan Mengulang Keterangan yang Sudah Diterangkan - Sastra Indonesia"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.