Maha yang berarti amat,
sangat, dan juga teramat. Apabila kata maha
sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan yang diikuti oleh kata berimbuhan,
gabungan itu ditulis terpisah dan unsur-unsurnya dimulai dengan huruf kapital.
Contoh:
1. Marilah kita
panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
2. Aku berdoa kepada
Tuhan Yang Maha Pengampun.
Apabila kata maha sebagai unsur gabungan merujuk
kepada Tuhan dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis serangkai. Contoh:
1. Tuhan Yang Mahakuasa
menentukan jalan hidup kita.
2. Mudah-mudahan Tuhan
Yang Maha Esa melindungi semua umat-Nya.
Intinya, apabila tidak
diikuti kata imbuhan maka, ditulis serangkai. Contoh: Mahabijaksana, Mahatahu,
Mahabesar, dan lain sebaginya. Kecuali, untuk kata Esa tetap dipisah. Jadi,
Maha Esa, begitu. Sedangkan, apabila diikuti kata berimbuhan, ditulis terpisah.
Contoh: Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Jadi, rumusnya begini:
maha + imbuhan= dipisah. Sedangkan maha + dasar= disambung, kecuali esa.
Baik, cukup sampai di
sini dulu. Semoga penjelasan saya di atas bisa dipahami.
0 Response to "Cara Penggunaan Kata Maha yang Benar"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.