Kamis, 28 Februari 2019

Cara Penggunaan Kata Maha yang Benar






Maha yang berarti amat, sangat, dan juga teramat. Apabila kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan yang diikuti oleh kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan unsur-unsurnya dimulai dengan huruf kapital. Contoh:
1. Marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
2. Aku berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.

Apabila kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis serangkai. Contoh:
1. Tuhan Yang Mahakuasa menentukan jalan hidup kita.
2. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi semua umat-Nya.

Intinya, apabila tidak diikuti kata imbuhan maka, ditulis serangkai. Contoh: Mahabijaksana, Mahatahu, Mahabesar, dan lain sebaginya. Kecuali, untuk kata Esa tetap dipisah. Jadi, Maha Esa, begitu. Sedangkan, apabila diikuti kata berimbuhan, ditulis terpisah. Contoh: Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Jadi, rumusnya begini: maha + imbuhan= dipisah. Sedangkan maha + dasar= disambung, kecuali esa.




Baik, cukup sampai di sini dulu. Semoga penjelasan saya di atas bisa dipahami.


Rabu, 27 Februari 2019

Pemilihan POV (Point Of View) yang Tepat - Sastra Indonesia





Pasti sudah tahu kan POV itu apa? Ya, betul sekali. Pemilihan Point Of View atau yang biasa disingkat POV dalam cerita sangatlah penting. Karena, jika memilih POV yang tepat akan mempermudah membuat cerita yang menarik.

Pada karya cerpen maupun novel. Secara umum, POV (Point Of View) hanya terdiri dari dua pilihan yaitu, POV orang pertama (aku, saya, gue, dan lain sebagainya) dan POV orang ketiga (dia, nama tokoh, lelaki itu, gadis itu, sang pria, dan lain sebagainya).

Memang secara umum penulis bebas memilih sudut pandang dalam karya tulis mereka atau cerita. Akan tetapi, keduanya sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan serta kekhasan dalam penggunaannya. Apabila penulis salah dalam penerapannya, maka akan membuat tulisan kehilangan kualitas.

Baca juga: #Rabu_Puisi - Melepasmu - Lutfia Rahma - Sastra Indonesia Org

Pada saat menulis cerpen maupun novel ada dua sudut pandang atau Point Of View yang paling lazim digunakan.

Pertama, sudut pandang orang kesatu atau aku-an dan sudut pandang orang ketiga atau dia-an (dia bisa juga nama). Misalnya:

a. Aku mencintainya dengan segenap jiwa dan raga. (Sudut pandang atau POV kesatu atau aku-an).
b. Pria itu berjanji akan menikahi Widia. (Sudut pandang atau POV ketiga atau dia-an).
c. Rayyan berjanji akan menjadikan Fatimah istri satu-satunya. (Sudut pandang atau POV ketiga atau dia-an).

Secara umum, keduanya bisa digunakan dalam tulisan apa pun, tergantung pilihan penulis. Namun, ada perbedaan dalam penggunaannya yang banyak tidak diketahui penulis pemula.

Perhatikan perbedaan sudut pandang orang pertama dan ketiga di bawah ini!

Ketika kita menggunakan aku-an, maka imajinasi pengarang terbatas oleh keterbatasan aku, misalnya:

Contoh satu:

Aku berjanji tidak akan pernah mau menerima Danu kembali. Sudah lima kali cowok itu mengecewakan. Bahkan sebenarnya lebih dari itu, hanya saja aku tidak tahu.

Contoh dua:

Desi berjanji tidak akan pernah mau menerima Danu kembali. Sudah lima kali cowok itu mengecewakannya. Bahkan sebenarnya lebih dari itu, hanya saja Desi tidak tahu.

Baca juga: #Sabtu_Tema - Perpisahan - Alis Rahmawati

Coba baca baik-baik kedua contoh di atas. Ada pelanggaran sudut pandang pada contoh satu di bagian “Bahkan sebenarnya lebih dari itu, hanya saja aku tidak tahu.”

Kalimat di atas tidak bisa digunakan karena si aku tidak memiliki kapasitas untuk mengetahui kalau cowok itu lebih dari lima kali mengecewakan. Aku hanya tahu yang lima kekecewaan saja. Kekecewaan di luar itu si tokoh aku tidak tahu. Jadi, tidak boleh membuat narasi seperti di atas.

Tetapi apabila diberi selipan kata ‘mungkin’, masih bisa. Misal, “Bahkan mungkin sebenarnya lebih dari itu, hanya saja aku tidak tahu.”

Apabila ada kata mungkin maka kalimat itu mejadi opini, bukan informasi yang mengandung kebenaran 100%.

Sedangkan pada contoh dua narasi “Bahkan sebenarnya lebih dari itu, hanya saja Desi tidak tahu” boleh dipakai. Sebab, kalimat tersebut adalah narasi sang penulis.



Penulis merupakan tuhan atas cerita (sengaja huruf t pada tuhan tersebut ditulis huruf kecil sebab, bukan tuhan beneran). Desi mungkin tidak tahu ada kekecewaan lain, tapi si penulis yang membuat narasi tahu ada kekecewaan lain selain lima kekecewaan yang diketahui Desi. Penulis tentu tahu semua, tidak ada batasannya. Narasi tersebut milik penulis, bukan Desi.

Ketika memakai sudut pandang ketiga atau dia-an, penulis bisa membuat narasi yang mengungkap isi pikiran maupun hati semua orang yang ada dalam kisah. Sebab, narasi milik si penulis, tuhan atas cerita. Sedangkan kalau memakai sudut pandang pertama atau aku, penulis hanya tahu suara hati sendiri.
Dari segala keterbatasannya, mengapa banyak penulis menggunakan sudut pandang aku?

Salah satu alasan sudut pandang aku tetap populer sebab POV tersebut bisa membuat pembaca seperti berperan dalam cerita, menjadi bagian dalam cerita bukan penonton cerita.

Intinya, dua-duanya bisa digunakan. Ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tinggal bagaimana kita bisa memakainya.

Jika ingin tahu penjelasan yang lebih lengkapnya silakan baca buku 101 Dosa Penulis Pemula karya Isa Alamsyah. Karena, materi di atas saya juga merangkum dari buku beliau menggunakan bahasa saya sendiri. Semoga bermanfaat.


Senin, 25 Februari 2019

Judul Buku yang Menggebrak Pembaca






Selain opening dan klimaks, judul juga merupakan hal yang paling penting dalam sebuah cerita. Sebenarnya masih banyak sih yang penting selain mereka yang sudah aku sebutkan. Coba baca deh buku 101 Dosa Penulis Pemula karya Isa Alamsyah. Sangat cocok sekali bagi penulis, terutama penulis pemula.

Coba jawab! Apa yang pertama kali orang lihat ketika berhadapan/ disuguhkan dengan sebuah cerpen, novel, ataupun film? Pasti judul kan? Terus ini lagi. Apa yang paling mewaliki sebutan sebuah karya cerpen, novel, atau bahkan film? Pasti menjawab judul.

Baca juga : #Sabtu_Tema - Perpisahan - Alis Rahmawati


Apa yang paling banyak disebutkan terlebih dahulu ketika orang membuka pembicaraan mengenai cerpen, novel, ataupun film? Pasti judul lagi kan? Ketika ada orang berbelanja di toko buku ataupun online, apa yang pertama kali dilihat terlebih dahulu? Pasti judul. Kemudian, harga lalu cover. Kadang juga cover dulu baru harga.

Kenapa seperti itu? Karena judul mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam sebuah cerita  berupa cerpen, novel maupun film. Ibaratnya, judul itu adalah image, brand, ataupun trade mark sebuah karya fiksi. Karena itu jangan main-main ketika memilih judul untuk sebuah karya fiksi maupun non fiksi. Judul merupakan daya tarik pertama yang bisa membuat seseorang ingin membaca sebuah tulisan.

Baca juga : #Rabu_Puisi - Melepasmu - Lutfia Rahma - Sastra Indonesia Org

Apabila gagal menemukan judul menarik, seorang penulis sudah kehilangan salah satu daya tarik yang seharusnya bisa menjual karya tulisnya. Dalam setiap lomba kepenulisan pun, judul yang pertama menggoda para juri untuk membaca isinya. Judul yang gagal mencuri perhatian bisa jadi tidak dibaca oleh para juri sama sekali. Judul itu harus menggebrak. Karena banyak karya penulis pemula yang tidak dilirik penerbitan sebab judulnya tidak greget.



Judul yang menggebrak itu berarti judul yang mempunyai keunikan, greget, punya daya dobrak, atau provokatif. Memilih judul yang menggerakkan bisa mengundang pembaca ingin tahu dan membaca isi tulisannya. Para penulis senior pun, apabila membuat judul tidak hanya satu judul. Mereka akan membuat sebanyak mungkin example judul yang berbeda dan menarik. Kemudian diuji cobakan ke teman-teman mereka mana yang lebih menarik buat mereka. Lalu akan ada final pemilihan judul dengan vote terbanyak.

Baca juga : #Rabu_Puisi - Menanti Sang Renjana - Dede Aah Humairoh - Sastra Indonesia Org

Untuk tahu lebih banyak penjelasannya silakan baca buku 101 Dosa Penulis Pemula karya Isa Alamsyah. Karena, aku juga menjelaskan berdasarkan apa yang sudah aku baca di buku tersebut dengan bahasaku sendiri.


Minggu, 24 Februari 2019

#Sabtu_Tema - Perpisahan - Alis Rahmawati - Sastra Indonesia Org





Selalu tertuju padamu, tiap kudengar kata 'perpisahan'. Rindu? Iya, sangat rindu. Bahkan, mungkin tak ada satu bentuk pun, yang dapat menggambarkan seperti apa rasa rinduku padamu. Selalu membuncah setiap waktu, tak terbendung bak air bah yang datang tak kenal waktu.
Rindu ini selalu mencabik, meninggalkan bekas yang masih berdarah. Perpisahan yang tak pernah kubayangkan. Namun, haruskah aku sesalkan? Tidak! Cukup aku kenang sebagai perenungan. Bekal untukku menapaki jalan yang masih panjang.
Kau, bocah kecil yang telah abadi menghuni surga. Namamu abadi menghuni relung hatiku. Senyummu kan terukir kekal dalam denyut nadiku. Cinta ini, selalu ada namamu. Terselip doa wujud rindu setiap bakda salamku.
Perpisahan ini sementara saja, Sayang. Kelak, seijin-Nya kita akan kembali bersama. Saling memeluk dan berbagi kasih sayang ....
Sragen, 23022019
***


Alis Rahmawati. Seorang ibu dari tiga orang anak, yang salah satunya sudah kembali ke pangkuan Illahi. Tinggal di kota kecil, ujung paling timur Jawa Tengah. Terima kasih.🙏🙏

Kamis, 21 Februari 2019

#Rabu_Puisi - Melepasmu - Lutfia Rahma - Sastra Indonesia Org




Aku benci pada kebodohanku
Mencintaimu yang selalu datang sekejap pergi lagi
Aku benci kebodohanku
Mengiyakan membenarkan segala keputusanmu
Cintaku terlalu buta tuk memandang cela
Kini kulepaskan rasa yang ada dalam dada
Menaburkannya pada setiap langkah yang ada
Melepasmu tak harus membencimu
Hambarnya rasaku adalah bukti
Aku berhasil melepasmu dengan segala kedunguanku

Kartasura, 20 Februari 2019


Biodata Penulis:
Lutfia Rahma, mahasiswa komunikasi yang lahir di Surakarta 19 Juli 1996. Menyukai dunia literasi.
Berkeinginan dapat menjadi Penulis sejati, memiliki karya yang menabur manfaat agar bisa dipanen di akhirat.

#Rabu_Puisi - Menanti Sang Renjana - Dede Aah Humairoh - Sastra Indonesia Org





Raga digulung usia
Batas meraba sukma
Sang waktu yang durja
Menerka

Harap yang tak pernah bersua
Nyanyian lirih yang terus menggema
Dalam sebuah asa
Merasa

Bayang semu menjelma
Terkembang senyum bahagia
Mungkinkah dia ada
Fatamorgana

Hasrat yang terus meronta
Memuntahkan segala isi jiwa
Untuk dia sang renjana
Semoga

Tasikmalaya, 20 Februari 2019


Biodata penulis: 
Dede Aah Humairoh lahir di kabupaten Tasikmalaya, anak ke tujuh dari sembilan bersaudara. Mulai mengenal literasi pada pertengahan bulan November 2018.

Rabu, 20 Februari 2019

Pemilihan Opening yang Berpengaruh Pada Pembaca





Opening yang ada di dalam sebuah cerita (cerpen, novel, dan semacamnya) sangat mempengaruhi pembaca. Opening diambil dari kata bahasa Inggris yang artinya pembuka. Dalam tulisan opening merupakan gerbang pembuka.  Karena jika kalian membuat suatu tulisan, pandai-pandailah membuat kalimat pembuka yang bagus.


Kenapa? Karena opening merupakan pemikat untuk membuat seseorang mau terus membaca sebuah cerita atau tidak. Sebuah opening harus bisa membangkitkan penasaran seorang pembaca agar cerita dibaca sampai habis. Karena itu opening mempunyai peran sangat penting.




Jika pada karya fiksi di masa lalu, kalian akan menemukan sebagian tulisan yang dimulai dengan suasana alam. Ini dinamakan serangan cuaca. Misalnya, angin berhembus, hujan, gemericik, daun bergoyang tertiup angin sepoi-sepoi, matahari bersinar, awan beringin, burung bersahutan, ombak menggulung, dan lain sebagainya. 

Baca juga : #Sabtu_Tema - Dia yang Telah Pergi - Andri Lestari

Ada juga yang diawali dengan, pada pagi/ siang/ sore/ malam hari, suatu hari, dan lain sebagainya. Iya kalau di dongeng cocok, tapi selain di dongeng sudah tidak zaman lagi dan terkesan pasaran atau tidak orisinal lagi. Kecuali diksi yang dipilih itu indah atau ada hubungan dengan cerita. Jadi, bukan hanya sekedar kalimat pembuka yang omong kosong atau tidak ada artinya.



Jika ingin karyanya diterima pasar masa kini, penulis harus bisa membuat opening yang menggebrak/ melabrak/ tidak bertele-tele. Jadi, bukan yang berlama-lama menerangkan keadaan cuaca. Apalagi tidak ada hubungannya dengan kalimat selanjutnya. Jika terpaksa harus membuat kalimat pembuka dengan suasana alam, buatlah sebagus mungkin.


Bagaimana masih bingung untuk membuat sebuah opening?


All source pictures : Google

Selasa, 19 Februari 2019

Manfaat Menulis Artikel di Media Massa





Media massa saat ini memang mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Baik media massa berupa koran ataupun internet. Media massa mempunyai kelebihan dalam menyebarkan informasi dalam waktu yang singkat kepada khalayak orang banyak secara serempak. Hingga saat ini media massa menjadi penghubung atau juga bisa disebut dengan media perantara antara satu manusia dengan manusia lain yang ada di seluruh dunia.

Baca juga : #Sabtu_Tema - Dia yang Telah Pergi - Andri Lestari

Tidak hanya itu, melalui media massa Anda juga bisa mengetahui berbagai jenis peristiwa yang terjadi di seluruh dunia secara cepat tanpa ada batasan waktu dan juga jarak. Saat ini media massa terus berkembang, contohnya seperti internet. Kehadiran internet tidak sedikit memberi manfaat pada kehidupan manusia. Dengan adanya internet dan didukung dengan gadget  yang mendukung Anda dapat dengan mudah memberikan informasi ataupun memperoleh informasi dari dalam maupun luar negeri. 



Hadirnya internet juga dapat kalian manfaatkan untuk menulis lho dan juga memperoleh manfaat yang luar biasa. Mau tahu tidak apa saja manfaat yang akan Anda dapatkan dari kegiatan menulis artikel di media massa? Kalau mau tahu simak artikelnya sampai habis ya hehe :D. Manfaat menulis artikel di media massa :

1. Melatih menuangkan sebuah gagasan



Ada yang tahu gagasan tidak? Jadi, gagasan adalah pesan yang ada di dalam hati yang hendak disampaikan kepada orang lain. Tidak hanya pesan dalam hati lho, pikiran yang ada di dalam diri seseorang juga termasuk. Gagasan dapat berupa sebuah pendapat, renungan, pengetahuan emosi atau perasaan. Tidak semua orang dapat menyampaikan gagasan yang ada pada dirinya. Dengan adanya media massa orang dapat meluapkan melalui sebuah tulisan.

2. Melatih kerja otak


Nah, yang satu ini mempunyai manfaat yang sangat penting buat diri sendiri. Kok bisa? Dengan menulis kita akan membiasakan otak kita untuk terus berfikir dan berkembang dengan kata lain kita sedang melakukan olahraga otak. Dengan melakukan kegiatan menulis akan dituntun untuk selalu mencari peluang dan juga ide-ide yang terkadang datang secara tiba-tiba.

3. Mendapatkan honor



Memang dalam tujuan utama menulis adalah bukan untuk mencari penghasilan. Tapi, ketahuilah dengan menulis kalian akan mendapatkan honor. Di zaman yang serba canggih ini kalian bisa membuat artikel di media massa dengan bantuan teknologi dan internet. Dengan begitu Anda juga akan mendapatkan penghasilan.

Gimana masih ragu mau menulis artikel di media massa?


All source pictures : Google

Minggu, 17 Februari 2019

Materi Resensi Beserta Contohnya - Sastra Indonesia Org




Pengertian Resensi Buku

Resensi ini berasal dari bahasa latin yaitu recensie/ revidere yang memiliki arti suatu bentuk penilaian yang diberikan. Namun, jika kita lihat pengertian resensi dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) artinya adalah resensi merupakan penjelasan dari sebuah buku.

Dengan membuat suatu resensi untuk sebuah karya non fiksi ataupun fiksi ternyata bukan hanya sekedar memikat pembaca agar tertarik membeli karya tersebut. Namun, dalam meresensi, kamu juga harus menuliskan kelebihan dan kekurangan dari suatu karya. Bahkan jika kamu memberikan solusi harus bisa membangun sebuah karya agar dapat dikoreksi kembali oleh penulis untuk menjadikannya lebih baik dari sebelumnya.

Kegiatan meresensi ini memang sering ditemukan di beberapa sekolah yang sudah berbasis kurikulum 2013 bahkan yang masih kurikulum 2006 pun menggunakan bahan resensi sebagai bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Meresensi sebuah karya haruslah dengan penilaian yang benar-benar murni sesuai dengan apa yang kamu pikirkan atau kamu rasakan setelah membaca karya yang akan diresensi. Karena, jika kamu ingin meresensi suatu karya tanpa membaca terlebih dahulu maka kamu akan menduga dan memperkirakan saja tanpa tahu fakta sebenarnya. Utamakan membaca terlebih dahulu jika ingin tahu suatu hal, jangan langsung menilai baik atau buruk karya jika kamu tidak membacanya terlebih dahulu.

Baca juga: Materi - Artikel - Dialog Tag - Pirsawan


Unsur-unsur Resensi Buku

1. Identitas buku
  
Dalam membuat suatu resensi kamu harus mengetahui terlebih dahulu mengenai identitas dari buku yang akan kamu resensi. Bayangkan, jika kamu ingin meresensi suatu karya namun kamu sendiri bingung karena sebelumnya tidak mengenal identitas buku tersebut. Identitas buku yang harus kamu ketahui tidak rumit seperti rumus-rumus fisika dan kimia di sekolah. Justru identitas buku hanya terdiri dari:
  • judul buku resensi,
  • nama penulis buku resensi,
  • nama penerbit buku resensi,
  • jumlah halaman buku resensi,
  • tahun terbit buku resensi, dan
  • nomor edisi terbit buku resensi.
2. Ikhtisar buku/ ringkasan buku

Ikhtisar buku/ ringkasan buku disusun berdasarkan apa yang diperlukan buku itu sendiri. Maksudnya adalah tidak semua karya sastra mempunyai ikhtisar buku yang mencolok apalagi sebuah karya sastra dalam bentuk novel. Tentunya dalam menentukan ikhtisar buku berbeda sekali dengan menentukan ikhtisar buku pada karangan non fiksi. Jika kamu akan meresensi sebuah novel, untuk menentukan bagian ini sebaiknya kamu tulis ketika menemukan kejadian-kejadian yang penting dalam novel tersebut.

3. Penulis

Dalam membuat suatu resensi karya sastra maka kamu harus mengetahui penulis dari karya tersebut. Biasanya nama penulis diletakkan pada bagian depan buku. Dalam poin penulis, kamu tidak hanya cukup menuliskan nama penulis. Namun, biasanya kamu juga dituntut untuk sedikit mengulik latar belakang penulis karya tersebut.

4. Keunggulan dan kelemahan karya

Jelas sekali dalam membuat suatu resensi kamu dituntut memberikan gambaran mengenai keunggulan dan kelemahan dari karya tersebut. Hal ini sebenarnya dapat membuat kamu secara tidak langsung berlatih untuk lebih kritis dan imajinatif terhadap suatu karya seseorang.

Baca juga:  Materi - Artikel - Penulis atau Pengarang - Pirsawan

Tujuan Resensi Buku Novel

Segala sesuatu yang akan dilakukan pastinya memiliki tujuan yang harus diperhitungkan, sebagai wujud penyemangat dan motivasi dalam proses pengerjaannya. Sama halnya dengan memberikan tujuan ketika kamu memutuskan untuk meresensi suatu karya, dengan memiliki suatu tujuan yang diawal telah disusun dan dirancang maka kamu dapat menyesuaikan gaya bahasa kamu agar tujuan resensi kamu dapat tercapai dan berhasil. Berikut beberapa tujuan resensi buku:
  1. Mengajak kepada pembaca supaya lebih kritis lagi terhadap apa yang mereka baca. Tentunya apabila karya yang akan kamu resensi ini lebih diminati oleh para pembaca. Namun, seusai membaca resensi yang sudah dipaparkan.
  2. Membuat para pembaca supaya lebih kompetitif lagi dalam menghasilkan suatu karya.
  3. Memberikan sebuah gambaran kepada pembaca.
  4. Menjawab beberapa pertanyaan yang sering dituangkan dan dilontarkan ke dalam sebuah resensi.
  5. Mencegah hal-hal buruk terjadi (maksudnya, sebelumnya para pembaca sudah diberikan gambaran mengenai suatu karya melalui resensi).
Contoh Resensi Novel Dear Nathan


a. Identitas buku

Judul buku          : Dear Nathan
Penulis                : Erisca Febriani
Penerbit              : Best Media
Tahun Terbit       : Maret 2016
Jumlah Halaman: 528 hlm
Nomor Edisi       : ISBN 978-602-6940-14-8

b. Sinopsis

Novel Dear Nathan ini bergenre romance, yang mengisahkan suatu kisah di masa putih abu-abu. Di dalam kisah tersebut mengisahkan dua insan yang memiliki kepribadian sangat berbeda bak langit dan bumi. Sebut saja Salma, gadis lugu yang sangat takut jika berbuat kesalahan itu pindah ke sekolah yang di dalamnya terdapat banyak sekali murid yang berlatar belakang urakan.

Sungguh hal ini membuat Salma merasa tidak nyaman. Terlebih lagi pada hari pertama Salma pindah ke sekolah barunya dan ia sudah mendapatkan masalah karena telat datang ke sekolah barunya. Namun, ada seorang siswa laki-laki yang membantu Salma lolos dari hukuman terlambatnya pada saat itu. Dia adalah Nathan, cowok sangat terkenal dengan sifatnya yang sering membuat ulah di sekolah.

Seiring berjalannya waktu, Nathan merasa ada yang aneh dalam dirinya. Ia merasa bahwa Salma dapat menularkan hal yang positif untuknya. Pun selama berada dekat Salma, Nathan sering merasa ada perasaan yang aneh menyelimutinya.

Setelah banyak waktu yang ia habiskan bersama Salma selama di sekolah, Nathan banyak mengalami perubahan. Ia yang terkenal dengan sifatnya senang membuat ulah, namun setelah mengenal Salma ia menjadi pribadi yang lebih baik. Namun, apakah Salma merasakan hal yang sama dengan apa yang Nathan rasakan? Nathan pun takut untuk menyatakan perasaannya kepada Salma, karena selama ini Salma selalu bersikap jutek dan cuek terhadap Nathan.

c. Kelebihan: Novel ini menceritakan kisah masa putih abu-abu yang sangat apik sekali. Karena kehadiran sosok Nathan yang berkarakter unik, penulis sengaja membuat Nathan sebagai cowok memiliki karakter yang agak sulit ditebak,. Namun, yang menjadi spesial dari Nathan ini, meskipun ia banyak dicap tidak baik oleh orang-orang di sekolahnya. Akan tetapi, Nathan bukan tipikal cowok yang suka menyakiti perasaan cewek. Hal itu terlihat dari sikap dan kata-kata yang ia lontarkan pada novel Dear Nathan tersebut. Apalagi penulis sangat cerdas karena membuat semua tokoh yang berperan dalam cerita Novel Dear Nathan ini memiliki karakter yang kuat.

Baca juga: Materi - Membuat Puisi yang Indah - Sastra Indonesia

d. Kekurangan: Penggunaan kaidah literasi pada novel Dear Nathan ini tidak tersusun dengan baik. Para pembaca sering menemukan diksi yang tidak pas dan kata-kata yang digunakan terbilang tidak baku dan tidak efisien. Kekurangan ini sebenarnya dapat dimaklumi karena novel Dear Nathan ini diangkat dari Wattpad. Para pembaca merasa tidak cocok pada penggunaan bahasa yang digunakan oleh peran Nathan saat ia menggunakan kata saya, kamu. Rasanya itu tidak sesuai dengan kepribadian Nathan yang berkarakter bad guy.

#Sabtu_Tema - Dia yang Telah Pergi - Andri Lestari




Di saat riuh gelombang menerjang
Se isi kota tumpah ruah meradang
Seluruh manusia bagai anai-anai beterbangan
Melarikan diri dari bencana yang tak diinginkan
Gempa menggoncang bumi
Menghancurkan segala isi
Tak tahu kemana berlari
Segala sisi telah tertutupi
Ombak hitam menggulung massa
Menabrak seluruh kota
Menghancurkan apa yang ada
Hingga tak bersisa
Di sana ada dirimu
Sahabat
Seorang perempuan suci
Menghadapi air bah
Yang semakin meruah
Timbul tenggelam
Menyelamatkan diri
Sahabatku ...
Janjimu telah usai
Jiwamu telah damai
Berada di tempat nan permai
Walau nisanmu tak diketahui
Tetapi ingatan tentangmu tak pernah pergi
AL, Aceh, 16 Februari 2019
***

Seorang wanita biasa yang telah memiliki tiga putri.
Baru belajar menulis, dan sedang candu dengan dunia literasi.
Hari-hari mulai berwarna sejak pikirannya sibuk merangkai kata.
Dulu, status Facebook penuh dengan harga jualan, sekarang beralih bentuk menjadi tulisan.
Andri Lestari, seorang Inong Aceh yang baik hati.