I. Orbit
Kawan
Jika kau masih hidup
Di mana pun kau bersembunyi
Aku dan partikel suram ini akan
selalu melintasimu
Sekali pun kau butakan matamu
Sekali pun kau tutup pendengaranmu
Kebenaran akan tetap bergema
Kau tidak pernah punya pilihan
II. Antariksa
Wajah-wajah seperti itu
Wajah dungu seperti itu
Mereka gelap seperti ilmu pengetahuan
Mereka sudah tidak percaya sedari
dulu
Keluargaku dihabisi, digantung,
dipaksa mati
Aku mereka sisakan
Untuk jadi bahan tertawaan
III. Planet
Kemarilah bersamaku
Tidak mengapa, tiada yang marah
Aku tau tempat sembunyi
Hening dan merindu
Jauh dari perjanjian
Jauh dari kurikulum sesat
IV. Gravitasi
Peluklah, sebelum aku benar-benar
pergi
Peluklah, sebelum aku benar-benar
lupa
Peluklah, sebelum matahari dan bulan
Memelukku
Peluklah, sebelum aku menjadi asing
Peluklah, sebelum kita menjadi musuh
Peluklah, sebelum siang dan malam
Menemaniku
V. Bulan
Bila sepi adalah nama, itulah engkau
Jika hening adalah cinta, itulah
engkau
Jika redup menyembuhkan, itulah
engkau
Bila diam adalah peraduan, itulah
engkau
Aku tidak beranjak
Sekali pun mereka merobek langit
VI. Roket
Aku sangat lapar
Tiga hari aku tak makan
Aku sudah menabung
Aku kerja sampai gila
Emasku habis juga
Aku berjalan ke keramaian
Ada selebaran di tembok - tembok
Seseorang butuh roket
Dan aku butuh hidup
VII.
Ilmuwan
Saudaraku yang angkuh
Membenci kekalahan
Kesumat berketurunan
Dia mewariskan kebebalan
Ketika anakku membantah di kelas
Esoknya hilang
Esoknya lenyap
Dia tak lagi pulang ke rumah
VIII. Matahari
Aku bukan Dewa
Aku bukan Tuhanmu
Aku bukan cintamu
Aku bukan siapa pun yang kau fikirkan
Aku bahkan membencimu
Aku buruk rupa
Aku tiada berkawan
Jadi enyahlah dariku
IX. Langit
Terbanglah layang-layang
Mengintai langit
Pencuri
Lihat isi rumahnya
Bagaimana kesenangan ada di atas sana
Sementara kita miskin di bawah sini
Aku rakus lalu benci
Ratusan layangan kuterbangkan
Membuka kungkungan langit
X. Semesta
Nak
Saat kau besar nanti
Jangan pernah jadi penakut
Teruslah bertanya
Teruslah belajar
Bantah semua kesesatan mereka
Tetap genggam cinta sejatimu
Biarkan dia berjuang bersamamu
Para malaikat akan menjagamu
Semesta akan menuntunmu
Kau tidak pernah sendirian
Jangan takut
Juni, 2017 - Pasadena, Sentul City
Rakasiwi, lahir di Sumatra Barat
1993. Aktif menulis puisi di berbagai event sastra nasional. Bekerja sebagai
juru masak di kapal. Saat ini bertempat tinggal di Sentul, Bogor.
Email: fadhilmj@yahoo.com.
0 Response to "Sajak Semesta - Rakasiwi"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.