Sejak semalam, netra sulit terpejam. Mulut menguap tapi bola mata enggan dipejamkan. Keputusan untuk berpindah agama sudah terlaksana kemarin sore. Tepatnya di KUA (Kantor Urusan Agama) yang terletak agak jauh dari rumah. KUA bercat hijau daun menjadi saksi bisu terucapnya kalimat syahadat dari lisan tak bertulang.
Didampingi oleh teman satu angkatan yang duduk di bangku perkuliahan, namanya Jojo, tekadku sudah bulat untuk segera berpindah agama. Keinginan itu sebenarnya sudah sejak satu tahun silam, tapi kutunggu waktu yang tepat.
Pihak keluarga tidak tahu menahu perihal keputusan itu, hanya aku, Jojo, dan beberapa aparat di bidang keagamaan itu. Aku masih merahasiakannya, tetap menjaga mulut ini rapat-rapat. Aku tahu ini salah, tidak memberitahu keluarga. Tapi apalah daya, biarlah waktu yang kan memberi informasi.
Mempelajari Islam sudah kulakukan tepatnya ketika diri ini mencari jati diri tentang agama yang kuanut dulu. Proses yang teramat panjang dan banyak pertimbangan telah kulakukan untuk memilih agama yang hakiki.
Tak hanya satu agama yang diakui di negeri tercinta ini, tapi banyak. Aku memilih salah satunya. Semua agama tidak ada yang salah, semuanya mengajarkan kebaikan, dan ibadah kepada Tuhan. Tapi, bukankah aku juga berhak memilih, dan menentukan agama yang kuyakini?
Pagi ini, mentari tersipu malu menunjukkan wajah lembutnya. Sinarnya memberikan kehangatan bagi penduduk bumi. Birunya langit dipadukan dengan awan putih menjadi satu kesatuan yang apik. Alunan merdu suara burung berkicau memanggil untuk segera menjalankan aktivitas.
Aku masih malas untuk beranjak bangun dari kasur berukuran King Size yang sepreinya bermotifkan gambar doraemon. Rasa khawatir menyeruak dalam dada, membayangkan beberapa kemungkinan yang akan timbul sebagai konsekuensi pilihanku. Bukankah setiap pilihan itu mengandung resiko? Ya, aku harus siap menghadapinya.
Jilbab instan hitam yang kemarin sudah kubeli, masih tersimpan rapih di dalam tas punggung. Aku ingin berhijrah sesuai dengan agama pilihanku, tak boleh mundur dari apa yang sudah kuputuskan. Beberapa waktu lalu, sengaja membuka beberapa artikel melalui aplikasi Chrome untuk menggali informasi tentang hukum hijab bagi wanita muslim.
Layar pipih tipis menayangkan hukum hijab tersebut. Ternyata, memakai hijab itu wajib bagi wanita muslim sesuai dengan perintah Allah Swt. yang tertulis dalam Al-Qur'an. Dengan memantapkan kalbu, aku yakin aku harus berubah mulai hari ini sesuai dengan syariat agama.
Hari ini, hari pertama kuliah semenjak libur semester yang panjang. Tanpa membuang waktu, segera bersiap-siap untuk berangkat menimba ilmu. Setelah persiapan usai, aku pamit kepada kedua orangtua. Untuk menuju ke kampus, sengaja kuhentikan bus biru, seperti Tayo dalam tokoh film anak-anak. Memasuki bus dan duduk di bagian pojok dekat dengan jendela kaca transparan. Hal ini biasa kulakukan untuk mengurangi rasa bosan yang melanda sambil melihat pemandangan di luar sana.
Bus melaju pelan, perlahan kubuka tas yang berisi jilbab. Kutoleh ke kanan, kiri, depan, dan belakang berharap situasi sepi sehingga aku bisa bebas mengenakan jilbab. Lega, rasanya tak ada yang memperhatikan. Nyesss... hati terasa nyaman bila mengenakannya.
Tak berselang lama, kernet bus mulai menarik uang sebagai alat pembayaran. Tibalah ia di sampingku, kaget.
"Neng, bukannya tadi gak pakek jilbab, ya?" rupanya ia memperhatikanku.
Mendengar pernyataannya, kuangkat kepala ini lslu kujawab, "Iya, Mas."
Sebuah jawaban yang singkat, sengaja ingin menghentikan obrolan. Kuberikan selembar rupiah itu ke tangannya lalu menengok ke luar.
Baru ditanya satu pertanyaan saja sudah membuatku gugup. Apalagi nanti jika teman-teman bertanya. Aku harus yakin, semakin memantapkan hati bahwa pilihanku adalah benar.
19 Januari 2019
Biodata
Francisca Fefriana, seorang wanita yang lahir pada 27 tahun silam. Mempunyai hobi membaca, dan menulis. Jika ingin berkomunikasi dengannya melalui akun:
FB : Francisca Fefriana
Email : franciscafefriana@gmail.com
0 Response to "#Sabtu_Tema - Hijrah - Judul Berubah - Francisca Fefriana"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.