Sabtu, 26 Januari 2019

Materi Klitik ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya - Satra Indonesia






1. Penulisan Kata Ganti atau klitik ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya

ü  Kata ganti atau klitik ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya sedangkan -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contohnya di bawah ini:
a.       Novel ini boleh kaubaca.
b.      Novelku, novelmu, dan novelnya tersimpan di perpustakaan.
c.       Kantinnya sedang diperbaiki.
d.      Kucinta kamu sepenuh hati.

Baca juga: Materi Quote - Sastra Indonesia

Klitik kau sendiri adalah kata ganti orang atas engkau. Sekali lagi, kau adalah bentuk ringkas dari kata engkau. Bentuk ringkas begini biasa disebut klitik dalam Bahasa Indonesia.

Kau dalam KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia hanya berarti pronomina engkau (umumnya dipakai sebagai bentuk terikat di depan kata lain).

Kau memang tak bisa asal disambungkan dengan kalimat di depan atau di belakangnya seperti kata-kata yang termasuk klitik yang lainnya.

Prinsipnya sama dengan penggunaan klitik ku. Klitik kau dan ku harus digunakan dalam kalimat pasif.

Misalnya saja klitik ku yang bisa disambung dengan kata kerja tulis dan baca. Jadi kutulis atau kubaca. Tidak tepat apabila dituliskan seperti kumenuliskan atau kumembacakan. Perhatikan jika mereka diletakkan dalam sebuah kalimat, yang benar adalah buku itu sudah kubaca dua puluh kali, bukan sudah dua puluh kali kumembacakan buku itu untuknya.

Mengapa demikian?

Sebab klitik ku dalam kalimat buku itu sudah kubaca dua puluh kali, berbentuk pasif, aku baca (dibaca oleh aku). Sementara dalam kalimat sudah dua puluh kali kumembacakan buku itu, klitik ku bersifat aktif. Lagi pula klitik ku tidaklah bisa berdiri sendiri. Dia harus diikuti atau mengikuti kata lain. Sebab dalam KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia termasuk buku Tesaurus Bahasa Indonesia tidak ada kata ku sebagai sinonim dari kata aku, yang bersinonim dengan aku yaitu saya, hamba, awak, beta, ana, dan gue.
Berbeda dengan kau yang bersinonim dengan kamu, anda, engkau, saudara, dan sampean. Maka dia bisa berdiri sendiri sebagai sebuah kata.

Baca juga: Matreri Tanda Elipsis - Sastra Indonesia

Namun, sebagai klitik kau hanya bisa mengikuti kata lain. Misalnya, berubah mejadi kaubaca bila bertemu kata baca seperti dalam kalimat buku itu sudah kaubaca dua puluh kali. Tentu dengan prinsip yang sama dengan klitik ku, yakni harus dipakai atau digunakan dalam kalimat pasif.

Klitik sendiri punya dua macam. Pertama disebut proklitik dan kedua disebut enklitik. Proklitik ialah sebutan klitik yang letaknya di depan sebuah kata kerja. Misal, kutulis dan kautulis. Sedangkan enklitik ialah klitik yang letaknya di belakang sebuah kata. Misal, jawabku atau kilahnya.

Dengan kata lain, klitik ku punya bentuk luas karena bisa digunakan sebagai enklitik dan proklitik. Berbeda dengan klitik kau yang hanya bisa digunakan sebagai proklitik.

Lantas, sekarang mana yang benar? Kaubaca atau kau baca? Kautulis atau kau tulis? Kaupikir atau kau pikir?

Ternyata semuanya benar. Kau bisa digunakan sesuka hati. Kaubaca, kautulis, dan kaupikir benar karena kau di dalam mereka merupakan klitik dari kata engkau. Pun benar dalam kau baca, kau tulis, dan kau pikir karena kau di dalamnya bersinonim dengan engkau, kamu, dan sebagainya.

Jadi, sekarang Anda pilih mau tulis kaubaca atau kau baca? Kautulis atau kau tulis? Kaupikir atau kau pikir? Sama saja.

ü  Kata ganti atau klitik -ku, -mu, dan -nya dirangkaikan dengan tanda hubung apabila digabung dengan bentuk yang berupa singkatan atau kata yang diawali dengan huruf kapital. Contohnya di bawah ini:
a.       KTP-mu
b.      STNK-ku
c.       THR-ku
d.      SIM-nya
2.  Penulisan Partikel

ü  Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contohnya di bawah ini:
·         Bacalah buku ini baik-baik!
·         Apakah yang tersirat dalam surat ini?
·         Siapakah gerangan?
·         Apatah gunanya bersedih terus?

ü  Partikel per yang berarti demi, tiap, atau mulai ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contohnya di bawah ini:
·         Mereka masuk ke dalam kelas satu per satu.
·         Harga beras itu Rp50.000,00 per karung.
·         Karyawan dan karyawati itu mendapat kenaikan gaji per satu Januari.

Baca juga:  Materi Di dan Ke - Sastra Indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.