Sabtu, 29 Desember 2018

Ujian Cinta dan Kesetiaan di Puber Kedua - Lenni Ika Wahyudiasti (Resensi Buku)





Judul                            :  Romansa Puber Kedua
Penulis                         :  Ni Roha Panjaitan
Penerbit                       :  Diandra Kreatif, Yogyakarta
Cetakan                       :  Pertama, September 2018
Tebal                           :  xii + 191 halaman
ISBN                           :  978-602-336-763-4
Peresensi                     :  Lenni Ika Wahyudiasti

Siapa bilang kisah cinta hanya boleh dimiliki remaja lajang? Tak pantaskah momen ‘berjuta rasanya’ itu kembali dirasakan oleh mereka yang tak lagi muda?  Bagaimana bila panah asmara ini menghunjam dua anak manusia yang salah satunya masih terikat tali pernikahan? Akankah kisah mereka berakhir dengan lara tak berkesudahan?

Mungkin novel sederhana karya Ni Roha Panjaitan ini bisa menjadi salah satu jawaban. Bercerita tentang perjalanan cinta seorang duda yang berprofesi sebagai dokter spesialis sebuah rumah sakit di Semarang, kisah romansa ini berawal dari pertemuan Emak Maghrib, seorang ibu beranak tiga, dengan dokter yang menangani anak bungsunya saat menjalani rawat inap di rumah sakit tempat sang dokter bekerja. Maghrib, nama bocah tujuh tahun tersebut, didiagnosa menderita ITP (Imunne Thrombocytopenic Purpura) yang berkorelasi dengan kanker darah.

Rutinitas kontrol selama berbulan-bulan pasca Maghrib diperbolehkan pulang membuat intensitas pertemuan Emak Maghrib dan Pak Dokter menjadi cukup sering. Awalnya Emak Maghrib tak merasakan hal yang berbeda setiap bersua dengan Pak Dokter, namun instingnya sebagai perempuan dewasa menyadarkannya bahwa sang dokter memiliki perasaan khusus kepadanya. Apalagi Pak Dokter mulai rutin menyapanya lewat aplikasi Whattsap yang tersemat di gawai mereka. Bahkan tanpa sungkan, duda ganteng yang kharismatik ini pun langsung menyatakan perasaannya pada perempuan asal Medan itu.

[Njenengan wanita tangguh dan smart. Jujur sejak mulai mengenal Njenengan, saya tertarik dengan Njenengan. Dan saya siap menunggu sampai waktunya tiba.]

BOOMMM.....tanpa tedeng aling-aling, Pak Dokter main tembak langsung. Walau aku sudah bisa menebak ke mana arah pembicaraan beliau, tapi aku benar-benar tidak menyangka kalau beliau berani seterus-terang itu. Antara tersanjung, kaget, dan sedikit jengkel, aku mengumpat dalam hati. (hal. 29)

Meski awalnya perempuan yang biasa disapa ‘Nyonya’ oleh sang dokter tersebut bersikeras menolak cinta Pak Dokter dengan menegaskan statusnya sebagai istri Wicaksono, ayah Maghrib, tak urung perhatian rutin nan gigih dari sang dokter lambat laun mulai menggoyahkan kesetiaannya. Perempuan yang aktif menulis artikel dan jago bikin kue ini pun mulai menikmati bahkan kecanduan chatting Pak Dokter, kendati sebelumnya sempat meminta sang dokter menghentikan aktivitas chatting mereka lantaran ia merasa berdosa telah ‘mengkhianati’ sang suami dengan meladeni sapaan rutin Pak Dokter setiap harinya.

Kisah pun bergulir hingga Emak Maghrib bertemu dengan ibunda Pak Dokter saat putri kedua sang dokter, Mentari, berulang tahun. Sambutan hangat ibunda Pak Dokter plus rona bahagia Lintang dan Mentari, putri-putri sang dokter, saat menerima kehadirannya membuat ibu Edel, Dhuha dan Maghrib ini ragu untuk berterus terang pada perempuan sepuh itu mengenai status yang membuatnya tak mungkin dipinang sang duda. Tak sesuai harapan, pertemuan tersebut justru berakhir dengan keputusan Emak Maghrib untuk mengakhiri ‘kedekatan’ mereka berdua.

Jalinan konflik dalam novel romansa terbitan Penerbit Diandra Kreatif ini memang sederhana. Namun, kisah tentang seorang istri dan ibu yang diuji  kesetiaannya---tanpa sang suami tahu---oleh kehadiran dokter berkharisma yang begitu memujanya tersebut disajikan dengan amat manis oleh penulis yang bernama asli Rohani Panjaitan ini. Kepiawaian Rohani mengemas pergulatan batin kedua tokoh utamanya melalui dialog-dialog cerdas mereka sukses membuat kisah sederhana yang ditulisnya  menjadi unik dan berbeda.

Ada kalanya kita dibuat gemas oleh kegigihan dan kelugasan Pak Dokter memperjuangkan cintanya hingga nekat ‘menggoda’ Emak Maghrib yang notabene istri orang itu. Namun, ada saatnya pula kita dibikin terharu oleh kalimat elegan sang dokter ketika menerima pilihan untuk mengakhiri ‘hubungan tak berujung’ tersebut. “Tapi karena Njenengan begitu berharga buat saya, saya tidak akan merusak Njenengan. Saya akan melindungi Njenengan dengan cara menjauhi Njenengan. Maaf kalau saya sudah mengganggu kesetiaan Njenengan kepada suami.” (hal. 163).

Keunikan novel yang terbit pada September 2018 ini juga tersaji lewat  kesengajaan penulis yang tak mencantumkan nama asli dua tokoh utama yang mengalami ‘puber kedua’ tersebut. Walhasil, sebutan Emak Maghrib alias Nyonya Wicaksono dan Pak Dokter dirasa cukup untuk mewakili identitas mereka. Keunikan lainnya adalah penggunaan istilah Jawa ‘njenengan’ sebagai kata ganti orang kedua dan beliau’ sebagai pengganti kata ‘ia’. Kehadiran dua kata tersebut seolah mewakili kesantunan komunikasi dan perasaan hormat di antara pria Jawa dan perempuan njawani yang menjadi tokoh utama kisah ini.

Selain keunikan yang menjadikannya berbeda, ada sejumlah catatan kecil untuk novel setebal 191 halaman ini. Typo kecil seperti kesalahan peletakan tanda baca dan penulisan huruf kapital pada beberapa kalimat, perlu menjadi perhatian. Tak cuma itu. Pemilihan warna dan bentuk huruf pada sampul belakang novel juga terasa kurang pas. Akibatnya, penggalan kisah yang tertulis di sana menjadi tak jelas terbaca. Di samping itu, penajaman konflik antar tokoh, termasuk tokoh pendamping dan desain tata letak tiap halaman yang lebih eye catching mungkin perlu pula ditambahkan agar pada cetakan berikutnya novel keren ini kian memikat.   

Secara keseluruhan novel sederhana bertajuk Romansa Puber Kedua ini sangat menarik. Meski endingnya terkesan mudah ditebak, namun kejelian penulis menyuguhkan epilog yang mengungkap banyak hal tak terduga ternyata menjadi twist ending yang mengharukan dan mampu meremas-remas emosi pembaca. Penasaran? Silakan membaca novel ini hingga tuntas!

---oo000oo---





Biodata Peresensi



Nama lengkap          :    Lenni Ika Wahyudiasti
Pekerjaan                  :    PNS pada Kantor Wilayah DJBC Sulawesi Bagian Utara
Alamat kantor          :    Gedung Keuangan Negara Manado Lt. 1-2,
                                      Jalan Bethesda No.6-8, Manado
Pendidikan               :    Alumni Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) Jakarta
No. HP/WA             :    08129947967
Alamat email            :    lenniika@yahoo.co.id
Pengalaman literasi  :    - Buku solo bertajuk "Pada Sebuah Ramadhan"
                                        (Goresan Pena Publishing, 2014)
- lebih dari 120 buku antologi bersama (puisi dan cerpen) yang diterbitkan oleh berbagai penerbit mayor dan indie (self publishing)
- beberapa kali menjadi juara dalam lomba literasi di dunia maya dan lingkungan internal DJBC maupun Kementerian Keuangan
- beberapa opini/artikel di Harian Tribun Manado dan Majalah Warta Bea Cukai (sejak 2012 s.d sekarang)                     






Jumat, 28 Desember 2018

Iyaaki Hubbii - Daud Farma



Hari ini adalah kesekian kalinya ia mendapatkan kiriman biskuat, coklat dan surat dari seseorang yang menaksir dirinya, namun belum pernah sekalipun ia membalas kiriman tersebut. Alangkah penasarannya lelaki yang menaksir dirinya, sebab jangankan balasan bingkisan, biskuat, coklat dan surat, balasan senyum saat jumpa di kuliah saja pun ia tidak menghiraukan. Mereka kuliah kedokteran di Zagazig, salah satu provinsi dari ibu kota Kairo. Pemuda itu bertekad ingin mengkhitbah dan melangsungkan pernikahan apabila ia telah membalas bingkisan-bingkasan itu, karena pemuda itu yakin jikalau orang yang ditaksirnya membalas kirimannya, itu artinya ia mau menerima cintanya. 

Siang itu sehabis kuliah, Salma sedang berjalan menuju gerbang utama bersama dua orang sahabatnya Sarah dan Zainab. Begitu sampai di luar gerbang dan orang-orang telah jauh berjalan meninggalkan kampus, hanya mereka bertiga. Kemudian Zainab mengeluarkan bingkisan yang diberikan pemuda yang menaksir Salma, pemuda itu selalu mengirimkannya lewat Zainab saat perkuliahan usai. Salma langsung menyuruh Zainab untuk membukanya, namun Zainab tidak mau, karena itu bukan untuknya.

"Silakan, Salma sendiri yang membukanya! Seperti biasa." kata Zainab sambil tersenyam-senyum, mereka duduk di bawah pohon kurma yang rindang, tidak jauh dari kampus. 

Salma membuka bingkisan itu, dan seperti biasa di sana ada potongan kertas kecil yang terselipkan di dalam bingkisan bolu coklat. Salma berharap semoga tulisan itu berubah, dan ia tidak ingin membaca tulisan yang seperti sebelumnya, ada alasan yang membuatnya kenapa ia tidak menyukainya. Akhirnya Salma membuka gulungan kertas yang dipotong menjadi tiga inci itu, kertasnya berwarna pink. Ia buka perlahan, dan ia baca dengan saksama.

"Uhibbuki ya Ukhtii." 

Segera ia gulung kembali dan ia selipkan di lembaran kamus yang ia gendong, kamus Al-mujiz seharga lima pounds, lumayan tebal dan harganya terhitung murah, sehingga kamus itu diminati mahasiswa. Sarah dan Zainab tidak pernah membaca potongan kertas kecil itu, mereka juga penasaran apa isi potongan kertas itu, yang mereka herankan ialah kenapa Salma belum membuka hatinya untuk pemuda yang mencintainya dan ingin menikahinya. 

Selesai makan biskuat dan bolu coklat, mereka bertiga akhirnya kembali ke rumah masing-masing. Sampai di rumah, Salma mengaftikan handphone miliknya yang sudah penuh diisi batrai, ia cabut dari cargher kemudian ia buka, ada inbox masuk dari pemuda yang mencintai dirinya. Setiap kali ada kiriman coklat, pasti pemuda itu juga mengirim inbox via whatsapp, ia sudah menebak apa isi inbox itu.

"Uhibbuki ya ukhtii." benar, kata itu lagi yang ditulis pemuda itu dan ini inbox yang ke sekian kalinya. Sudah dua tahun, namun tulisan itu belum berubah, padahal Salma hanya ingin diubah sedikit saja dari naskah sakral cinta itu. Dia juga mencintai pemuda yang menaksir dirinya, namun karena kalimat yang ditulis pemuda itu tidak sesuai dengan yang ia inginkan, itulah penyebab ia menjadi ragu. Sementara pemuda itu tidak tahu apa yang diinginkan dan dimaksud oleh Salma, ia juga tidak tahu bahwa Salma cinta padanya, jikalau ia tahu, mungkin ia dan Salma sudah punya anak dua, sebab sudah dua tahun lamanya ia menunggu balasan Salma, namun sampai saat ini Salma tetap dingin dan membisu.

Hari ini adalah hari jumat, hari libur untuk umat muslim, khususnya warga negara republik Mesir. Pemuda itu tentunya tidak datang ke kuliah, begitu juga Salma. Pemuda itu akhirnya mengikuti talaqqi untuk pertama kalinya, itu pun karena diajak oleh temannya yang kuliah di jurusan Bahasa Arab, kebetulan pelajaran hari ini adalah Balaghah bersama, Syaikh Bilal Sulaiman. 

Di tengah-tengah pelajaran, Syaikh Bilal Sulaiman memberikan contoh-contoh dari pembahasan pelajaran balaghah kali ini, hingga sampai ke permisalan tentang Cinta. Syaikh Bilal Sulaiman menjelaskan, "Perbedaan antara kalimat dan arti yang terkandung dari kalimat 'Ana uhibbuki dan Iyaaki hubbii' ialah beda maksud dan maknanya. Jika seorang suami mengatakan kepada istrinya 'Ana uhibbuki', berarti kemungkinan ia akan menikah lagi, sebab pasti ada cinta selanjutnya, karena kalimat itu terlihat tidak sepenuhnya kuat dan tidak tegas. Namun jika memakai kalimat,'Iyaaki hubbii', maka tidak ada lagi cinta selanjutnya, hanya kepadamu dan dirimulah cintaku, itu adalah kalimat penegasan dan kalimat yang banyak disukai para akhwat yang mengerti perbedaannya, maka hati-hati mengungkapkan perasasn kepada istri yang mengerti kaidahnya!" papar Syaikh Bilal Sulaiman panjang lebar. 

Pemuda itu pun paham, ia tersenyum-senyum dan merasa bersyukur bisa hadir, ia baru tahu. Tidak sia-sia ia hadir talaqqi pada hari ini, ia berterima kasih banyak pada temannya yang mengajak dirinya. Pemuda itu juga baru sadar bahwa akhwat yang ia cintai selama ini ialah tamatan dari Tsanawiah Al-azhar Kairo yang kemudian tinggal di rumah sepupunya di provinsi zagazig untuk mengambil kuliah kedokteran. Pemuda itu tidak begitu tau banyak latar belakang Salma, ia hanya tahu bahwa Salma adalah orang Mesir. Parasnya yang cantik dan kulitnya putih, belasteran arab dan prancis.

Keesokan harinya, hari sabtu untuk minggu baru, awal pekan. Pemuda itu membeli tiga bingkisan bolu coklat. Dan begitu pulang dari kuliah, ia langsung menemui Zainab.

"Zainab, tunggu!" katanya sedikit keras, akhirnya Zainab memperlambat langkahnya.

"Ini bingkisan warna merah untukmu, biru untuk Sarah dan pink untuk Salma, jangan sampai tertukar ya?!"

"Oke, thanks." Lalu Zainab pun berlalu. Di bawah pohon kurma itu, Sarah dan Salma sudah menunggu lima menit yang lalu. Dengan tersenyum-senyum gembira Zainab menghampiri mereka.

"Ini yang merah untukku, biru untunk Sarah dan pink untuk Salma." kata Zainab sambil membagi bingkisan yang ada di tangannya.

"Lalu, punya siapa yang duluan kita buka?" tanya Sarah.

"Salma!" sahut Zainab, Salma hanya tersenyum lalu ia membuka bingkisan miliknya, segera ia ambil potongan kertas yang terselip di pinggir bolu yang seperti biasanya. Ia buka pelan-pelan gulungan itu. 

Ia baca secara saksama. "Bismillah, iyaaki hubbii."

"Alhamdulillah... Allahub Akbar!" teriaknya. Sarah dan Zainab heran, mereka tidak pernah melihat Salma segembira itu.

"Ayo kita segera pulang!" pinta Salma, matanya berkaca-kaca, kebahagiaan sedang bersahabat dengannya.

"Pulang???" ucap Zainab dan Sarah serempak. 

Lalu mereka pulang ke rumah masing-masing, dan Salma langsung mengabari kedua orangtuanya bahwa pemuda yang selama ini mencintainya telah mencintai dirinya dengan benar-benar cinta yang tulus, dan seakan-akan naskah sakral cinta itu menjelaskan kepadanya bahwa pemuda itu tidak akan memadu dirinya setelah menikah nanti. Kedua orangtuanya setuju, dan menyuruh Salma agar pemuda itu datang malam ini juga, agar dibicarakan untuk segera menikah. Salma kembali ke kamarnya, mengambil handphone miliknya, dan ia balas inbox yang masuk untuk ke sembilah puluh sembilan kalinya.

"Wa ana, iyaaaaaka hubiii ya akhii, Zuhair.".

Akhirnya mereka pun menikah, setelah sekian lamanya menunggu kalimat "Iyaaki Hubbii".

*Farma
Gamalia-Darrasah-Husain-Kairo-Mesir.
Kamis, 10 Maret 2016. 06:14 WK.


Tentang Penulis :


Nama lengkap Muhammad Daud Farma. Tempat dan tanggal lahir: Alur Langsat, 01 Oktober 1994. Desa Alur Langsat. Kec. Tanoh Alas. Kab. Aceh Tenggara. Almamater:  Pesantren Modern Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane- Aceh Tenggara. Hingga saat ini masih menyandang status sebagai mahasiswa di kampus Universitas Al-Azhar. Kairo-Mesir. Pembaca dapat menghubungi penulis melalui: No whatsapp: +201011346855, akun instagram, @farma13Fan Page:  Cinta, Kamu Seorang Penulis, dan G-mail : ulviyeturk94@gmail.com

Jumat, 05 Oktober 2018

3 Manfaat Lidah Buaya Bagi Kesehatan




Lidah buaya,  tanaman yang satu ini memang sudah banyak yang tahu karena banyak sekali manfaatnya. Baik itu untuk produk kecantikan maupun kesehatan. Lidah buaya sendiri juga mudah tumbuh di mana saja, sehingga kita sering menemukannya. Tidak sedikit masyarakat yang membudidayakan tanaman yang satu ini. Lidah buaya juga dijadikan sebagai obat tradisional untuk menyuburkan rambut dan juga perawatan kulit.

Secara tradisional sendiri, lidah buaya biasa digunakan sebagai masker rambut atau juga bisa untuk mengatasi kulit yang terbakar sinar matahari. Jadi, saat seseorang terkena sinar matahari dan kulitnya menjadi merah dan akhirnya terkelupas, kalian bisa menggunakan lidah buaya. Karena di dalam lidah buaya sendiri terdapat zat yang berfungsi sebagai pelindung kulit dan meredakan efek dari terbakar sinar matahari.

Di dalam lidah buaya juga terdapat banyak kandungan nutrisi yaitu zat besi, sodium, kalsium, asam sofat, vitamin A, vitamin C, vitamin E dan masih banyak lagi. kandungan nutrisi tersebut tentunya memiliki banyak manfaat sekali, salah satunya mengatasi masalah pencernaan.



Lidah buaya ternyata juga bermanfaat untuk menjaga kadar kolestrol yang ada di dalam tubuh. Untuk itu mengonsumsi jus lidah buaya dapat dijadikan sebagai menu diet untuk membantu menjaga kolestrol baik. Selain itu, menurut riset ternyata dengan mengonsumsi jus lidah buaya dapat membantu menjaga kesehatan mulut. 

Sejak zaman dahulu, lidah buaya dikenal untuk membersihkan saluran pencernaan yang telah dikotori oleh zat-zat beracun dari makanan ataupun minuman yang telah mengendap di dalam usus. Dengan rajin mengonsumsi lidah buaya dapat mengurangi jumlah bakteri dalam usus dan juga bisa mengobati cacingan.

Bahkan ada yang mengatakan bahwa dengan mengonsumsi lidah buaya akan membuat tubuhmu menjadi sehat, kok bisa? Karena lidah buaya akan menanamkan sel sehat yang dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh. Dengan memperkuat sistem kekebalan tubuh, maka tubuh kalian tidak akan mudah terserang penyakit dan akan tetap dalam kondisi vit.

Agar dapat mengetahui secara keseluruhan manfaat dari lidah buaya, simak penjelasan di bawah ini.

1. Mengurangi plak gigi 

Plak gigi merupakan masalah yang sering kita jumpai. Salah satu cara terbaik untuk menguranginya yaitu dengan mengonsumsi jus lidah buaya yang 100 % murni tanpa ada campuran. Selain mengurangi plak gigi, lidah buaya juga dapat digunakan untuk membunuh bakteri yang memproduksi plak. 

2. Mempercepat penyembuhan luka bakar 

Mungkin kebanyakan orang lebih sering memakai atau di gosokkan pada kulit daripada langsung mengonsumsinya. Khasiat lidah buaya yaitu dapat mempercepat proses penyembuhan pada luka,  khususnya luka bakar. 

3. Mengobati kanker tenggorokan 

Kalian mengalami sariawan secara terus menerus? Perlu hati-hati ya, karena itu bisa menjadi cikal bakal tumbuhnya sel kanker tenggorokan. Tapi kalian bisa memanfaatkan lidah buaya yang dipercaya mampu menyembuhkan kanker tenggorokan. Kalian hanya perlu mengoleskan getah lidah buaya pada area yang terkena sariawan secara rutin.


Sekarang jika kalian ingin mengonsumsi lidah buaya tidak perlu repot lho. Kalian bisa mengonsumsi  Herbadrink Lidah buaya. Herbadrink adalah minuman herbal yang berkhasiat dan sudah terjamin kualitas serta keamanannya. Karena sudah mendapat izin dari BPOM dan juga bersertifikat HALAL.

Rasa dari Herbadrink Lidah Buaya sendiri sangat segar. Mungkin kalau kalian sedang terkena sariawan akan sangat membantu proses penyembuhannya dengan meminum Herbadrink Lidah Buaya. Rasa dari minuman ini sedikit ada masam seperti ada tambahan jeruk nipis.


Kemasan herbadrink juga higienis, bersih, dan pastinya tidak ada endapan karena diproduksi dengan menggunakan teknologi yang canggih dan modern. Selain Herbadrink Lidah Buaya, ada juga varian lain Herba Drink yaitu Sari Jahe Herbadrink dan juga Sari Temulawak Herbadrink.

Herbadrink sendiri sudah banyak dikonsumsi dan juga dipercaya oleh masyarakat Indonesia sebagai minuman herbal. Gimana? Apa kalian sudah pernah mencoba mengonsumsi Herbadrink? Kalian akan lebih rilex dan pastinya sehat bagi tubuh kalian.


Rabu, 22 Agustus 2018

Nin, Ibu Pingin Umroh Gratis


Nina termenung dalam perjalanan menuju kantornya, tak disangka permintaan ibunya ini sangat berat. Ya, walaupun mungkin sang ibu hanya sekadar mengucapkan keinginan, tapi anak mana yang tak ingin membahagiakan ibunya? 

“Nin, Ibu pingin umroh gratis,” ucap sang ibu saat mereka tengah duduk di teras rumah beberapa minggu yang lalu. 

“Insyaallah, semoga nanti ada program umroh gratis di kantor Nina.” Nina ragu menjawab keinginan sang ibu. 

“Aamiin. Uang darimana tho kalau bayar, Nduk?” Ibu memamerkan gigi-giginya yang sudah tak lengkap. 

Tin …. 

Nina gelagapan mendengar suara klakson angkot langganan yang tengah ditumpanginya. Pak sopir sudah hafal letak kantor Nina dan selalu menurunkan di tempat yang sama. Nina tersenyum, lalu mengeluarkan uang lima ribuan dari sakunya, diberikannya pada sang sopir. 

“Jangan ngelamun di jalan, Neng. Kalau keblabasan bisa bahaya. Telat kerjanya.” 

“Iya, Pak,” jawab Nina sambil tersenyum. 

 ### 

“Nin, aku baru baca program umroh gratis nih. Kamu pasti tertarik!” kata Roy sambil memberikan smartphonenya pada Nina. 

Program umroh gratis? Beneran?” tanya Nina tak percaya sambil mengambil smartphone dari tangan Roy. 

“Iya, ini salah satu program dari Sobatku, aplikasi menabung dari KSP Sahabat Mitra Sejati yang lebih dikenal dengan Sahabat UKM.” Roy menjelaskan berapi-api setelah Nina meletakkan tas dan duduk di meja kerjanya. 

Roy adalah sahabat Nina dari kecil yang juga bekerja sebagai admin di tempat yang sama dengan Nina. Roylah tempat Nina bercerita, mengeluh, dan juga berbagi bahagia. Di mana ada Nina, di situ ada Roy, begitu pun sebaliknya. 

“Ini bukan nipu-nipu, kan?” Nina mulai was-was dan langsung mengembalikan smartphone milik Roy. 

“Insyaallah. Percaya deh sama Allah. Ini program umroh gratis tinggal dua kali undiannya. Tanggal 10 Okotober dan 10 Januari 2019. Kalau kamu rajin nabung, poinnya bakal makin banyak. Terus saat undian, bisa buat ibu kamu.” Roy terus menjelaskan dengan semangat, sambil sesekali melirik ke arah pintu, memastikan bahwa bos belum datang. 


“Kalau gak dapat undian buat umroh gratis, gimana?” 

“Tenang aja, Nin. Kan bisa nabung terus di sana buat Ibu. Lagian masih ada undian regular bulanan yang akan diundi tiap bulan. Hadiahnya mulai dari seratus ribu sampai sepuluh juta.” 

“Terpercaya?” Nina masih was-was, mengingat bahwa menabung pada aplikasi seperti itu rawan penipuan. 

“Sahabat UKM itu berkantor di Gedung Sampoerna Strategic Square. Terpercaya dan ditangani secara professional karena didukung oleh Bank Sampoerna. Selain itu, sampai saat ini Sobatku sudah mempunyai lebih dari dua puluh ribu pengguna aplikasi yang loyal. Dua puluh ribu itu bukan angka yang main-main lho.” 

“Makasih ya, Roy atas informasinya. Insyaallah nanti sampai rumah, aku bakal bikin tabungan di sana,” kata Nina sambil tersenyum pada Roy. 

“Kenapa nunggu sampai rumah? Bikin aja sekarang langsung. Awali dengan bimillah, semoga kamu bisa menang undian grand prize dan dapat program umroh gratis dari Sobatku. Dan lagi, kesempatan buat menang makin banyak karena per satu nasabah hanya dibatasi sampai dua puluh juta.” Roy berkata sambil mengutak-atik smartphonenya. “Nih lihat, aku aja udah bikin lho.” Roy memperlihatkan aplikasi Sobatku pada Nina. 

“Wah, udah bikin duluan aja nih.” Nina tersenyum sambil mengambil smartphone dari tangan Roy. Melihat-lihat apa saja fitur yang ada di dalam aplikasi tersebut. 

“Siapa tau nanti aku menang. Bisa buat modal nikah. Kalau menang program umroh gratis, nanti aku kasih ke calon mertua yang pingin banget umroh,” jawab Roy sambil tersenyum, lalu melangkah pergi menuju meja kerjanya saat dilihatnya si bos sudah memasuki ruangan. 

Wajah Nina pun memerah.

Senin, 20 Agustus 2018

Bismillah, Umroh Gratis Bukan Mimpi






Siapa yang tidak ingin mendapatkan paket umroh gratis. Saya sendiri juga ingin secara langsung ibadah umroh di tanah suci apalagi jika secara gratis. Memang biaya paket umroh lebih sedikit murah dibandingkan biaya haji, namun bagi masyarakat awam seperti saya, harga yang ditawar cukup mahal. Perlu menabung bertahun-tahun untuk bisa melaksanakan ibadah tersebut. Tapi saya juga mendengar banyak orang yang bisa mendapatkan paket umroh secara gratis. Itu mungkin karena sudah rezekinya ya. 

Saya juga sering batin dalam diri berkata, “Ya allah, saya juga ingin bisa mengunjungi rumahMu dan ziarah ke makam nabi.”.

Setiap umat Islam pasti selalu ingin mengunjungi Mekkah dan Madinah. Selain itu saya juga sering menemukan travel-travel yang memberikan tiket paket umroh yang murah. Namun perlu diingat, kita juga harus hati-hati jangan sampai tertipu. Selain finansial, kesehatan fisik ternyata juga sangat penting. Kenapa orang lebih banyak yang mengikuti umroh daripada haji? Selain ukuran finansialnya, untuk melaksanakan ibadah haji kita harus menunggu sampai bertahun-tahun bahkan ada yang sampai belasan tahun.

Saya pernah bertanya pada salah satu tetangga yang saya dengar sudah mendaftar sebagai calon jamaah haji, “Mbak, katanya udah daftar jadi peserta haji, ya?”

Lalu tetangga saya menjawab, “Alhamdulilah sudah, Mbak, tapi berangkatnya masih lama. Saya berangkatnya 9 tahun lagi.”

Jadi intinya untuk berangkat haji selain biayanya yang mahal, kita juga harus menunggu lama karena pesertanya sangat banyak. Tidak hanya Indonesia saja yang mendaftarkan peserta haji, tapi seluruh dunia. Namun, jika kita sabar dan selalu ikhtiar pasti Allah akan memudahkan jalan kita untuk bisa mengunjungi tanah suci. 

Walaupun biaya yang tidak sedikit, tapi demi menunaikan ibadah, uang tidak ada apa-apanya. Mungkin juga kita hanya menunaikannya sekali seumur hidup, itu pun jika Allah menghendaki. Saya sendiri juga sering mendengar cerita bahwa ada jamaah calon haji yang sudah meninggal terlebih dahulu sebelum sempat menunaikan ibadah tersebut. Akhirnya dipindahtangankan ke anak-anaknya. 

Ternyata saya juga pernah mendengar cerita seperti itu dari teman. Teman saya tersebut mempunyai tetangga. Tetangganya tersebut telah berumur sekitar 55 tahun dan telah menabung untuk bisa menunaikan ibadah haji dari umur 40 tahunan. Setelah uangnya terkumpul, uang tersebut langsung digunakan untuk mendaftar haji. Menurut pihak travel haji, bapak tersebut akan diberangkatkan sekitar 7 tahun ke depan. Namun setelah 3 tahun mendaftar dan menabung uang untuk perjalanan haji, bapak tersebut sakit dan akhinya meninggal. Akhirnya tiket untuk menunaikan ibadah haji tersebut dipindahtangankan ke anaknya untuk menggantikan bapaknya. Begitulah kita telah berencana namun Allah punya rencana lain. 

Saya sendiri juga punya niat untuk mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk bisa menunaikan ibadah haji. Jika tidak memungkinkan ibadah haji, ibadah umroh juga tidak apa-apa. Karena pada hakikatnya kedua ibadah tersebut tujuannya sama, yaitu untuk beribadah kepada Allah. Namun, namanya juga manusia, kebutuhan yang mendesak ada saja sehingga membuat saya sulit untuk bisa menabung. 

Saya juga pernah mendengar cerita seorang nenek-nenek yang menabung selama puluhan tahun dan akhirnya bisa menunaikan ibadah haji. Walaupun hanya berjualan gorengan, nenek tersebut mampu mengumpulkan uang selama bertahun-tahun untuk melaksanakan ibadah tersebut. Kalau sudah niat dan selalu ikhtiar pasti Allah akan memudahkan jalan ya.

Saya pun dalam batin mengucapkan, “Nenek-nenek yang sudah tidak muda itu saja, punya keinginan kuat agar bisa naik haji. Kenapa saya tidak bisa, ya?”

Senin, 13 Agustus 2018

BARA - Ka'dew Baasith

Sumber Google
"BARA"
By : Ka'dew Baasith

Birukan lagit yang kini muram,
Hangatkan jiwa yang perlahan mulai menghitam.
Api yang membara di dadamu itu,
Dendam kesumat nampak jelas di wajahmu.

Tentang penghianatan, Tentang kekecewaan, Tentang kemarahan.
Darah tak lagi merah, Tulang sedingin besi.
Berjalan memporak-porandakan,
Apa saja, yang membuat hati terpuaskan.
Menusuk, menghujam, menghunus.
Tanpa ampun, tanpa kendali.
Hujan lebat tak ada rasa, air mata tersamar air mengalir.
bengis mencabik, tiada ampun.
Sesal terakhir, aku pergi.

BIODATA PENULIS
Ka'dew Baasith adalah nama pena dari Ika Dewi Kurniawati. Perempuan biasa yang lahir di klaten yang senang menulis puisi. Aktif di FB : Ka'dew Baasith IG :  Kadew Baasith. E-mail : kadewbaasith@gmail.com

Jumat, 10 Agustus 2018

Dingin - Lohanna Wibbi Assiddi

Sumber Jawa Pos
Dingin 
Oleh : Lohanna Wibbi Assiddi

Pagi ini adalah pagi ketigapuluh sembilan aku tidak merasakan dingin, biasanya saat aku mandi maka rasa dingin dari air dan juga hawa pagi aku rasakan, dan aku akan sangat malas untuk mandi karena dingin itu, tapi ini sudah hari ketiga puluh sembilan semenjak aku tidak lagi merasakan dingin. Ada rasa rindu dalam jiwaku untuk kembali merasakan dingin, tapi sampai sekarang aku tidak merasakannya lagi.

Aku rindu saat dingin menelusuri tubuhku, memasuki dagingku kemudian membelai mesra tulang-tulang badanku, aku rindu akan hal itu.Rindu saat dingin mengecup mesra hatiku sehingga hatiku merasa nyaman dan juga menggigil kedinginan. Ada sesuatu yang kurang saat aku tidak merasa kedinginan, dan aku jadi tidak malas untuk mandi, tapi kesejukan air kala aku menyiramkannya pada tubuhku sudah tidak aku rasakan lagi. Tubuhku sudah tidak mau menerima rasa dingin, dalam bentuk apapun.

Biasanya saat tengah malam keatas tubuhku akan merasakan dingin tapi sekarang tubuhku sudah menolak rasa dingin. Satu hari aku mencoba kedinginan dikulkasku, tapi tetap saja dingin yang diciptakan kulkas tidak diterima juga oleh tubuhku. Rasa sejuk yang tercipta dari minuman yang diberi es juga tidak aku rasakan, “seperti aku meminum air putih tanpa tambahan apapun,” jawabku pada Iblis saat dia menannyakan bagaimana rasa es yang dia bawa dari ujung dunia.

“Sejak kapan kamu merasakan hal ini?,” tanya Iblis, tentu dia berubah wujud menjadi manusia tua dengan wajah yang menyejukkan dan berwibawa, semua manusia tidak akan sanggup menatap makluk tuhan yang hidupnya sudah berjuta-juta tahun.

“Setidaknya sekitar tigapuluh sembilan hari yang lalu, darimana kamu satu bulan lamanya kamu tidak datang ketempatku ini?,” tanyaku padanya, saat itu aku duduk diteras kostku, aku sedang mencoba untuk menikmati angin semilir, tapi tetap saja tidak dapat aku rasakan, saat aku melamun, saat itulah Iblis datang secara tiba-tiba, memang dia adalah mahkluk bebas.
“Kamu harusnya bersyukur, kamu tidak perlu repot-repot membeli selimut untuk menghangatkan tubuhmu,” katanya.


Ada juga temanku dari golongan manusia mengatakan hal yang sama dengannya, tapi jika mereka merasakan tubuhku maka pasti mereka akan memilih mati daripada seperti ini. Rasa rindu pada dingin akan membuat mereka berputus asa, kamu tidak akan merasakan kedinginan, kesejukan meminum es kala siang hari yang panas, sensasi mandi pada jam 6 pagi yang begitu dingin, semua rasa itu hilang dan yang ada hanya hampa, mengalir saja tanpa perasaan, “kamu akan merasakan pahitnya tubuhku ini, jika kamu memiliki pasangan kemudian kamu bercinta, dan didalam bercinta itu kamu hanya diam saja, kamu melakukan apa yang cepat membuat kamu keluar, dan setelah keluar kamu dan pasanganmu bertingkah seperti tidak terjadi apapun, dan bahkan saat bercinta kamu dan pasanganmu tidak merasakan cinta, setidaknya kesejukan dalam bercinta,” kataku pada Iblis, dan dia hanya tersenyum sambil meminum es yang dibawanya.

Pada saat hari pertama aku mengira jika hal itu adalah wajar, memang saat itu hawa pagi tidaklah dingin tapi malah sedikit panas, maka aku mengira jika dinginnya air pagi tidak dapat aku rasakan karena memang hawanya sedang panas. Tapi kejadian it uterus berlangsung, bahkan saat aku mandi setelah subuh, tubuku juga tidak merasakan dingin, tubuh saya seolah biasa-biasa saja, tidak menggigil sama sekali, dan saat itulah aku mulai khawatir dengan tubuhku.

Aku sudah pergi ke beberapa dokter tapi mereka semua tidak mengetahui apa yang terjadi dengan tubuhku ini, bahkan ada yang mengatakan untuk mensyukuri karunia tuhan, “tidak merasakan dingin disebut sebagai karunia tuhan?,” tanyaku dalam hati, dan saat itu aku langsung keluar dari ruang praktek dokter itu.

Aku juga sudah pergi kedukun, tapi mereka juga tidak mengetahui kenapa tubuhku ini, hampir semua dukun yang aku datangi mengatakan jika tubuhku sehat-sehat saja dan tidak ada yang salah sama sekali, dan tidak merasakan dingin tidak membuat diriku rusak. “tapi mereka tidak merasakan rindunya tubuh ini pada dingin,” kataku dalam hati, saat aku sowan pada dukun yang dianggap sakti oleh masyarakat di kotaku, tapi dia menjawab dengan jawaban yang sama.

Dan semua usaha untuk membuat aku sembuh sudah aku lakukan, dan tidak ada hasil yang aku temukan, ke psikolog aku menanyakan apakah pikiranku rusak, tapi semua psikolog yang aku datangi mengatakan jika pikiranku baik-baik saja.

“Berikanlah saran untukku, setidaknya aku ingin merasakan sejuknya hatiku saat meminum es itu,” kataku pada Iblis, aku sudah menceritakan segalanya, tapi dia hanya tersenyum tidak menjawab pertanyaanku.

Jika ini sebuah kutukan maka hal itu tidak mungkin terjadi pada diriku, selama dua bulan terakhir aku menjalankan semua perintah agama, aku sering berdiskusi dengan Iblis tapi hal itu tidak membuat diriku kafir dan tidak menyembah tuhan lagi, bahkan saat itu Iblis pernah juga mengajakku untuk solat subuh. Dan semenjak hari itu saya menghormati pribadi Iblis sebagai mahkluk yang iklas dan bertakwa.

Kesalahan yang lain memang ada tapi hal itu wajar, aku sering pacaran dikontrakan kekasihku, dan tentu saat berduaan aku akan melakukan hal yang semacam itu, tapi saya rasa itu bukanlah hal yang menjadi alasan aku mendapat hukuman ini. Jika memang ia tentu akan banyak orang yang memiliki penyakit seperti diriku ini.

Dan apalagi perbuatan yang aku lakukan kecuali hal itu, diskusi sama Iblis, mengerjakan tugas kuliah, mencari makan, beribadah dan kemudian berduaan dengan kekasihku. Kehidupan yang normal dan jika karena salah satu dari itu aku dikutuk oleh tuhan maka saya akan mendebatnya.

“Tanyakan pada dirimu sendiri!,” katanya, hal itu malah membuat diriku bingung.

Setelah mengatakan hal itu dia berpamitan untuk pulang, “aku akan membuatkan gunung emas untuk anakku, dan mempersiapkan pemilihanku nanti,” katanya dan dalam sekejap dia hilang. Lalu aku mencoba berfikir apa yang menyebabkan diriku menjadi aneh semacam ini, aku tidak menemukan alasan yang pas untuk menjawab masalah tubuhku ini. Sementara rasa rinduku pada dingin sudah mulai hilang, aku sudah mulai putus asa, tigapuluh Sembilan hari aku mencoba mencari jawaban atas masalah tubuhku ini dan tidak kunjung aku peroleh.

***
Sekarang hari ke empatpuluh satu, dan saya masih tidak merasakan dingin, saya tidak merasakan nikmatnya meminum es saat panas. Kata dingin sudah aku hapus dalam memori kataku, tidak ada kata dingin, mandi pagi hari, siang hari atau tengah malam bagiku sama saja. Saat aku mandi aku Cuma merasakan belaian yang tidak mesra dari air, dia hanya melewati tubuhku tanpa menghembuskan nafasnya yang kadang mendinginkan diriku dan kadang menyejukkan diriku ini.

Kini aku sudah terbiasa dengan tidak merasakan dingin, aku tidak sibuk mencari obat dan alasan. Kehidupanku normal, setidaknya normal saat aku menghapus kosa kata dingin dari otakku.

BIODATA PENULIS



Saya adalah mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Ponorogo, IAIN ponorogo.Saya mengambil Jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir (IAT), selain kuliah saya juga mengikuti salah satu ukm di IAIN Ponorogo ini. Saya aktif di Lembaga pers mahasiswa (LPM) aL-Millah. Selain itu saya juga aktif dalam komonitas kecil “TEMUIRENG” yang konsen membahas isu-isu sosial dan produknya adalah bermacam-macam tulisan, cerpen, artikel, esai, opini, dan puisi .

Nama : LOHANNA WIBBI ASSIDDI
No hp : 085211508718
Alamat : Dusun Purworejo, Desa Mlarak, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo