Hari ini adalah kesekian kalinya ia mendapatkan kiriman biskuat,
coklat dan surat dari seseorang yang menaksir dirinya, namun belum pernah
sekalipun ia membalas kiriman tersebut. Alangkah penasarannya lelaki yang
menaksir dirinya, sebab jangankan balasan bingkisan, biskuat, coklat dan surat,
balasan senyum saat jumpa di kuliah saja pun ia tidak menghiraukan. Mereka
kuliah kedokteran di Zagazig, salah satu provinsi dari ibu kota Kairo. Pemuda
itu bertekad ingin mengkhitbah dan melangsungkan pernikahan apabila ia telah
membalas bingkisan-bingkasan itu, karena pemuda itu yakin jikalau orang yang
ditaksirnya membalas kirimannya, itu artinya ia mau menerima cintanya.
Siang
itu sehabis kuliah, Salma sedang berjalan menuju gerbang utama bersama dua
orang sahabatnya Sarah dan Zainab. Begitu sampai di luar gerbang dan
orang-orang telah jauh berjalan meninggalkan kampus, hanya mereka bertiga.
Kemudian Zainab mengeluarkan bingkisan yang diberikan pemuda yang menaksir
Salma, pemuda itu selalu mengirimkannya lewat Zainab saat perkuliahan usai.
Salma langsung menyuruh Zainab untuk membukanya, namun Zainab tidak mau, karena
itu bukan untuknya.
"Silakan, Salma sendiri yang membukanya! Seperti biasa." kata
Zainab sambil tersenyam-senyum, mereka duduk di bawah pohon kurma yang rindang,
tidak jauh dari kampus.
Salma membuka bingkisan itu, dan seperti biasa di sana
ada potongan kertas kecil yang terselipkan di dalam bingkisan bolu coklat.
Salma berharap semoga tulisan itu berubah, dan ia tidak ingin membaca tulisan
yang seperti sebelumnya, ada alasan yang membuatnya kenapa ia tidak
menyukainya. Akhirnya Salma membuka gulungan kertas yang dipotong menjadi tiga
inci itu, kertasnya berwarna pink. Ia buka perlahan, dan ia baca dengan
saksama.
"Uhibbuki ya Ukhtii."
Segera ia gulung kembali dan ia selipkan di
lembaran kamus yang ia gendong, kamus Al-mujiz seharga lima pounds, lumayan
tebal dan harganya terhitung murah, sehingga kamus itu diminati mahasiswa.
Sarah dan Zainab tidak pernah membaca potongan kertas kecil itu, mereka juga
penasaran apa isi potongan kertas itu, yang mereka herankan ialah kenapa Salma
belum membuka hatinya untuk pemuda yang mencintainya dan ingin menikahinya.
Selesai makan biskuat dan bolu coklat, mereka bertiga akhirnya kembali ke rumah
masing-masing. Sampai di rumah, Salma mengaftikan handphone miliknya yang sudah
penuh diisi batrai, ia cabut dari cargher kemudian ia buka, ada inbox masuk
dari pemuda yang mencintai dirinya. Setiap kali ada kiriman coklat, pasti
pemuda itu juga mengirim inbox via whatsapp, ia sudah menebak apa isi inbox
itu.
"Uhibbuki ya ukhtii." benar, kata itu lagi yang ditulis pemuda itu
dan ini inbox yang ke sekian kalinya. Sudah dua tahun, namun tulisan itu belum
berubah, padahal Salma hanya ingin diubah sedikit saja dari naskah sakral cinta
itu. Dia juga mencintai pemuda yang menaksir dirinya, namun karena kalimat yang
ditulis pemuda itu tidak sesuai dengan yang ia inginkan, itulah penyebab ia
menjadi ragu. Sementara pemuda itu tidak tahu apa yang diinginkan dan dimaksud
oleh Salma, ia juga tidak tahu bahwa Salma cinta padanya, jikalau ia tahu,
mungkin ia dan Salma sudah punya anak dua, sebab sudah dua tahun lamanya ia
menunggu balasan Salma, namun sampai saat ini Salma tetap dingin dan membisu.
Hari ini adalah hari jumat, hari libur untuk umat muslim,
khususnya warga negara republik Mesir. Pemuda itu tentunya tidak datang ke
kuliah, begitu juga Salma. Pemuda itu akhirnya mengikuti talaqqi untuk pertama
kalinya, itu pun karena diajak oleh temannya yang kuliah di jurusan Bahasa
Arab, kebetulan pelajaran hari ini adalah Balaghah bersama, Syaikh Bilal
Sulaiman.
Di tengah-tengah pelajaran, Syaikh Bilal Sulaiman memberikan
contoh-contoh dari pembahasan pelajaran balaghah kali ini, hingga sampai ke
permisalan tentang Cinta. Syaikh Bilal Sulaiman menjelaskan, "Perbedaan
antara kalimat dan arti yang terkandung dari kalimat 'Ana uhibbuki dan Iyaaki
hubbii' ialah beda maksud dan maknanya. Jika seorang suami mengatakan kepada
istrinya 'Ana uhibbuki', berarti kemungkinan ia akan menikah lagi, sebab pasti
ada cinta selanjutnya, karena kalimat itu terlihat tidak sepenuhnya kuat dan
tidak tegas. Namun jika memakai kalimat,'Iyaaki hubbii', maka tidak ada lagi
cinta selanjutnya, hanya kepadamu dan dirimulah cintaku, itu adalah kalimat
penegasan dan kalimat yang banyak disukai para akhwat yang mengerti
perbedaannya, maka hati-hati mengungkapkan perasasn kepada istri yang mengerti
kaidahnya!" papar Syaikh Bilal Sulaiman panjang lebar.
Pemuda itu pun
paham, ia tersenyum-senyum dan merasa bersyukur bisa hadir, ia baru tahu. Tidak
sia-sia ia hadir talaqqi pada hari ini, ia berterima kasih banyak pada temannya
yang mengajak dirinya. Pemuda itu juga baru sadar bahwa akhwat yang ia cintai
selama ini ialah tamatan dari Tsanawiah Al-azhar Kairo yang kemudian tinggal di
rumah sepupunya di provinsi zagazig untuk mengambil kuliah kedokteran. Pemuda
itu tidak begitu tau banyak latar belakang Salma, ia hanya tahu bahwa Salma
adalah orang Mesir. Parasnya yang cantik dan kulitnya putih, belasteran arab
dan prancis.
Keesokan harinya, hari sabtu untuk minggu baru, awal pekan.
Pemuda itu membeli tiga bingkisan bolu coklat. Dan begitu pulang dari kuliah,
ia langsung menemui Zainab.
"Zainab, tunggu!" katanya sedikit keras, akhirnya Zainab memperlambat
langkahnya.
"Ini bingkisan warna merah untukmu, biru untuk Sarah dan pink untuk Salma,
jangan sampai tertukar ya?!"
"Oke, thanks." Lalu Zainab pun berlalu. Di bawah pohon kurma itu,
Sarah dan Salma sudah menunggu lima menit yang lalu. Dengan tersenyum-senyum
gembira Zainab menghampiri mereka.
"Ini yang merah untukku, biru untunk Sarah dan pink untuk Salma." kata
Zainab sambil membagi bingkisan yang ada di tangannya.
"Lalu, punya siapa yang duluan kita buka?" tanya Sarah.
"Salma!" sahut Zainab, Salma hanya tersenyum lalu ia membuka
bingkisan miliknya, segera ia ambil potongan kertas yang terselip di pinggir
bolu yang seperti biasanya. Ia buka pelan-pelan gulungan itu.
Ia baca secara
saksama. "Bismillah, iyaaki hubbii."
"Alhamdulillah... Allahub Akbar!" teriaknya. Sarah dan Zainab heran,
mereka tidak pernah melihat Salma segembira itu.
"Ayo kita segera pulang!" pinta Salma, matanya berkaca-kaca,
kebahagiaan sedang bersahabat dengannya.
"Pulang???" ucap Zainab dan Sarah serempak.
Lalu mereka pulang ke
rumah masing-masing, dan Salma langsung mengabari kedua orangtuanya bahwa
pemuda yang selama ini mencintainya telah mencintai dirinya dengan benar-benar
cinta yang tulus, dan seakan-akan naskah sakral cinta itu menjelaskan kepadanya
bahwa pemuda itu tidak akan memadu dirinya setelah menikah nanti. Kedua
orangtuanya setuju, dan menyuruh Salma agar pemuda itu datang malam ini juga,
agar dibicarakan untuk segera menikah. Salma kembali ke kamarnya, mengambil
handphone miliknya, dan ia balas inbox yang masuk untuk ke sembilah puluh
sembilan kalinya.
"Wa ana, iyaaaaaka hubiii ya akhii, Zuhair.".
Akhirnya mereka pun menikah, setelah sekian lamanya menunggu kalimat
"Iyaaki Hubbii".
*Farma
Gamalia-Darrasah-Husain-Kairo-Mesir.
Kamis, 10 Maret 2016. 06:14 WK.
Kamis, 10 Maret 2016. 06:14 WK.
Nama lengkap Muhammad Daud Farma. Tempat dan
tanggal lahir: Alur Langsat, 01 Oktober 1994. Desa Alur Langsat. Kec. Tanoh
Alas. Kab. Aceh Tenggara. Almamater: Pesantren Modern Dayah Perbatasan
Darul Amin. Kuta Cane- Aceh Tenggara. Hingga saat ini masih menyandang status
sebagai mahasiswa di kampus Universitas Al-Azhar. Kairo-Mesir. Pembaca dapat
menghubungi penulis melalui: No whatsapp: +201011346855, akun instagram, @farma13Fan Page: Cinta,
Kamu Seorang Penulis, dan G-mail : ulviyeturk94@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.