Senin, 31 Juli 2017

Ironi-Ironi Urban Dalam Kosmopolitan - Deni Dwi Eriyana




Ironi-Ironi Urban Dalam Kosmopolitan

Deni Dwi Eriyana



Buku              : Aku Melahirkan Suamiku
Penulis            : Ferry Fansuri
Penerbit          : Leutikaprio
Cetakan          : Pertama, Juni 2017
Hal                  : 104 hal
Harga             : Rp.33.500

ISBN               : 978-601-371-420-9

Membaca buku kumpulan cerpen “Aku Melahirkan Suamiku” milik Ferry Fansuri ini membawa kita ke dunia lain yang tidak terduga. Layaknya memasuki labirin kehidupan yang berbeda dan kita memilih peran didalamnya. Terdapat 12 chapter cerpen yang tersaji disini, didalamnya berbagai genre mulai dari suspense thriller, horor, komedi cinta, absurd dan surealisme tapi menuju satu pintu kehidupan manusia dan masalah didalamnya. Bahkan yang sensitif sekalipun, macam hubungan sejenis atau lebih dikenal LGBT yang begitu tabu jika bicarakan secara terbuka. Penulis mantan jurnalis ini jeli membedah hal tersebut dalam sisi yang lain dan terselip pesan moral didalamnya.

“Tubuh dan pikiran tak menyatu, kau umbar keinginanmu untuk melampiaskan napsu yang tak berujung. Terus dan menerus untuk memuaskan jiwamu yang hilang itu”
(Aku Melahirkan Suamiku)

Di dalam cerpen “Aku Melahirkan Suamiku” sang penulis tidak menghakimi sosok penyuka sesama wanita atau mengeksplorenya tapi berusaha mengerubah pandangan itu dari negatif menjadi positif. Karena tiap kehidupan akan menemukan jawabannya sendiri di kemudian hari. Diceritakan seorang perempuan lesbian bernama Nayala resah akan surat bersegel lilin merah yang ditinggalkan suaminya di malam pertama pernikahan rekayasa. Surat itu adalah jawaban dari semua pertanyaan Nayala tapi ia ragu untuk membukanya

Tiap penulis pasti terinspirasi oleh penulis lainnya, begitu juga Ferry Fansuri. Ini bisa terlihat pada cerpen “Bangkai Pesawat Yang Menimpa Kami”, terlihat sepintas mirip cerpen Robohnya Surau Kami milik AA Navis. Tapi penulis tidak melakukan plagiat tapi menrekonstruksi cerita didalamnya dalam versinya sendiri.

“Hidupmu bukan untuk kamu saja tapi buat orang lain, kamu diciptakan bukan dalam kesia-sia saja” (Bangkai Pesawat Yang Menimpa Kami)

Sebuah percakapan manusia taat bernama Kamidi dengan malaikat dalam surga bahwa tidak hanya ibadah saja yang dilakukan manusia didunia demi memuja Tuhannya tapi hidup untuk sekitar dan sesama, itulah fitrah manusia sesungguhnya. Ada nasehat rohani yang dicatut dari ayat-ayat suci Al Quran, penulis berusaha memasukan makna-makna tak tersirat didalam cerpen ini.

Cukilan-cukilan ayat-ayat suci itu berlanjut dalam cerpen “Pria Yang Bersekutu Dengan Malaikat”
                                                                                                                        
“Sesungguhnya kami hanya cobaan bagimu, sebab itu janganlah kamu kehilangan kepercayaan padaNya” (Pria Yang Bersekutu Dengan Malaikat)

Sebuah kisah dalam surat Al Baqarah yang menceritakan dua malaikat Harut dan Marut dihukum penciptanya karena dosanya dengan digantung terbalik dalam perut bumi yang paling dalam. Penulis mengolah cerita itu dalam versinya sendiri tentang perjuangan manusia bernama Penta untuk memaknai kata-kata Harta,Wanita dan Anak adalah perhiasan dunia.

Setelah bermain-main dengan surelisme dan absurd, sang pemulis membanting setir ke genre komedi satir agar otak lebih refresh. Kita dibawa ke dunia kaum urban yang bergelut dengan kerasnya hidup di kosmopolitan berbagai keruwetan didalamnya. Ada dua cerpen “Pria Dengan Rasa Jeruk” dan “Mesin Mimpi Sarbot”

“Kupandangi ujung botol plastik itu, tak sanggup jika harus memasukan ujung kemaluanku disana. Apalagi kondisi seperti ini, didalam keramaian bis ini”
(Pria Dengan Rasa Jeruk)
           
Aku harus memiliki kamu biarpun sampai kukejar ke ruang mimpi sekalipun. Kau harus jadi milikku bukan pria lain”
(Mesin Mimpi Sarbot)

Kisah-kisah muram tentang pendatang urban, dalam Pria Dengan Rasa Jeruk mengisahkan pendatang musiman yang tiap tahun selalu masuk ke ibukota untuk mengadu nasib. Perjalanan dalam bis, Sarwo harus berkutat untuk menahan kencing dan dilema hanya botol aqua plastik yang bisa menyelamatkanya. Lain sisi dalam cerpen Mesin Mimpi Sarbot, seorang jongos bernama Sarbot begitu menggilai Mikela sampai kebawa mimpi maka mesin mimpi solusinya.

Sepertinya penulis tidak mau terjebak dalam genre tertentu, bidang horor thriller juga digarap. Setidaknya terlihat ada 3 cerpen berbau “menyeramkan” tapi bukan horor kacangan antara lain Kecoa-kecoa di Rongga Dadaku, Lang Pa Cha dan Perempuan jadi-jadian yang mati dibawah kasur.

Penulis juga menyentil penyakit sosial yang bukan rahasia umum di masyarakat mulai korupsi, human trafficking, phedofilia dan lainnya. Cerita-cerita ada dalam Anak kecil yang menggenggam revolver, Semua kucing itu di penjara dan Bocah penyihir dan perempuan bertatokan kesedihan. Ketiga cerpen menceritakan pergolakan dan pergelutan manusia di jalanan, ada seorang anak yang harus berkeliling nusantara untuk mencari seorang anak perempuan bernama Kantil atau kisah koruptor yang berubah menjadi kucing dan dipenjara.

Dilihat dari buku ini, penulis cenderung melihat arus bawah dan diangkat dalam semua temanya. Bukan tutur yang cengeng tapi kekekuatan manusia untuk tidak menyerah akan keadaan dan melihat hari esok yang tidak tahu nasibnya. Tetap berjuang dan percaya.

“Mereka tampak menikmati pekerjaannya, hujan tidak membuat mereka mengeluh karena mereka itu anak kecil yang sedang bermain dan jalanan adalah tempat bermain mereka” (Anak Kecil Yang Menggenggam Revolver)

Begitu juga kita tetap melangkah biarpun beban dipundak berat, mungkin sejenak kita letakkan baru kita berjalan kembali. Membaca-membaca kumpulan cerpen milik Ferry Fansuri terasa menemukan tujuan hidup yang lebih tangguh dan menyegarkan.


Penulis:
                                                                       
           




Minggu, 30 Juli 2017

Asa Pemulung Tua - Syarifah Mauliana




ASA PEMULUNG TUA

Oleh: Syarifah Mauliana




Senantiasa engkau dayung sepeda tua
Tanpa mengenal lelah
Mencari reruntuhan di jalanan

Bercucuran keringat di tubuhmu
Berlumuran abu di tanganmu
Biar hujan membasahi tubuhmu
Dan panas terik matahari membakarmu
Engkau tak peduli

Wahai pemulung tua
Asamu begitu menggebu
Hatimu tabah bagaikan karang
Dan bahumu sekuat baja
Engkau berjuang tanpa mengenal lelah
Demi sesuap nasi


Aceh, 20 April 2017



BIODATA:



Saya yang bernama Syarifah Mauliana, lahir di Lameue Mns.Baro/ 28 Juli 1993. Berjenis kelamin perempuan dan beragama Islam. Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara yang merupakan lulusan dari S1 Teknik Industri Universitas Syiah Kuala. Saya dapat dihubungi melalui akun facebook: Syarifah Mauliana Alhabsyi, email: syarifahmauliana93@gmail.com, dan nomor handphone: +6285277501651.

Sabtu, 29 Juli 2017

Sepasang Sajak - Nuriman N Bayan & Wnt_Tyas



Sepasang Sajak

Oleh: Nuriman N Bayan & Wnt_Tyas


Man: Hai Rhi, apakah engkau baik baik saja?
sedangkan puisi berulang kali melukaimu.
Rhi: Ya-aku masih baik-baik saja, Man
mungkin untuk hari ini atau esok pagi
tetapinya, puisiku semakin tak tahu diri
melukai empunya tanpa merasa berdosa
sajak-sajakku juga telah lama sekarat
di pembaringan
barangkali lusa, mereka akan mati.

Man: Bersabarlah Rhi!
tunggulah malam malam itu tertidur dan pagi mengumandangkan kata kata.

Rhi: Ah-bagaimana bisa bersabar bahkan, telingaku tidak tuli
rintihan sajak-sajak itu begitu memekakkan, Man
atau malam-malam harus kuninabobokan dengan tembang paling sunyi
kemudian terbuai nyenyak, seperti bayi di ayunan, biar di paginya segera kukemasi biji kekata sebelum matahari melahap remahnya.

Man: Ya, kalimat itu yang kutunggu.

Indonesia, 7 Mei 2017.



TENTANG PENULIS:



Nuriman N. Bayan adalah Pembina Komunitas Parlamen Jalanan Maluku Utara (KPJ MALUT), tergabung di Gerakan Mahasiswa Pemerhati Sosial (Gamhas-MU), dan Komsas Simalaba. Karyanya sering dipublikasikan dj www.wartalambar.com. Serta beberapa tergabung dalam antologi bersama “KITA HALMAHERA” dan “EMBUN-EMBUN PUISI". Ia tinggal di Kelurahan Akehuda, Kec. Ternate Utara.
Email: abipaj@gmail.com Facebook: Abi N Bayan




Saya adalah Widjayanti Ning Tyas. Lahir di Gunungkidul, 8 Januari 1994. Saya bisa dibilang masih pemula dalam hal menulis. Suka menulis puisi dan cerpen sejak SMP. Penikmat senja, sesekali suka berkhayal sambil minum teh. Bisa dijumpai di FB Rhierhie Tarhie atau email wnt_tyas@yahoo.com

Senin, 24 Juli 2017

Aku telah lelah - Pedi Kurniawan





Sudah,
Cukup.!
Aku telah lelah,
Pergilah.!



Bandar Lampung, 28 Mei 2017



Biodata Penulis :


Nama  saya Pedi Kurniawan. Sekarang sedang berproses di Bandar Lampung. Memiliki  cita-cita, menjadi seorang penulis. Ini merupakan salah satu karya saya. Mudah-mudahan diterima dan dinikamati. Saya bisa dihubungi lewat fb: pedi zhen atau ig: pedi kurniwan. Salam kenal dari saya untuk semuanya. Salam bahagia dan sejahtera

Sabtu, 22 Juli 2017

Malam Dan Aku Adalah Kepedihan








Malam membawa kepada kesia-siaan
Menikam dalam kegelapan
Membangunkan kenangan yang terpendam
Mengingatkan pada masa yang suram

Malam membawa kepada kesia-siaan
Menggali luka yang terkubur dalam
Derita semakin jauh bertualang
Mengobarkan api penyesalan yang terpendam

Malam dan aku adalah kepedihan



Bandar Lampung, 25 Mei 2017




Biodata Penulis :


Nama  saya Pedi Kurniawan. Sekarang sedang berproses di Bandar Lampung. Memiliki  cita-cita, menjadi seorang penulis. Ini merupakan salah satu karya saya. Mudah-mudahan diterima dan dinikamati. Saya bisa dihubungi lewat fb: pedi zhen atau ig: pedi kurniwan. Salam kenal dari saya untuk semuanya. Salam bahagia dan sejahtera

Jumat, 21 Juli 2017

Tidak Akan Menyerah - Pedi Kurniawan



Pada lelah aku ingin menyerah
Seluruh tubuhku terasa  retak
Seakan-seakan ia telah melepuh
Pikirku,

Kalau aku menyerah pada lelah
Maka aku telah kalah
Kalah pada kehidupan
Membawa ku pada kematian

Kehidupan ku tak akan berguna
Kematian ku akan sia-sia
Aku tidak akan menyerah
Pada lelah yang menjarah


Bandar Lampung, 25 Mei 2017


Biodata Penulis :


Nama  saya Pedi Kurniawan. Sekarang sedang berproses di Bandar Lampung. Memiliki  cita-cita, menjadi seorang penulis. Ini merupakan salah satu karya saya. Mudah-mudahan diterima dan dinikamati. Saya bisa dihubungi lewat fb: pedi zhen atau ig: pedi kurniwan. Salam kenal dari saya untuk semuanya. Salam bahagia dan sejahtera

Kamis, 20 Juli 2017

Malam Adalah Kejam - Pedi Kurniawan




Malam adalah kejam
Ia membawa keresahan
Ia membawa kegelisahan
Ia membawa ketakutan

Malam adalah kejam
Bagi mereka dalam kepiluaan
Tebenam dalam kepedihan
Meronta dalam tangisan

Malam adalah kejam
Ia membunuh dalam kegelapan


Bandar Lampung, 25 Mei 2017





Biodata Penulis :


Nama  saya Pedi Kurniawan. Sekarang sedang berproses di Bandar Lampung. Memiliki  cita-cita, menjadi seorang penulis. Ini merupakan salah satu karya saya. Mudah-mudahan diterima dan dinikamati. Saya bisa dihubungi lewat fb: pedi zhen atau ig: pedi kurniwan. Salam kenal dari saya untuk semuanya. Salam bahagia dan sejahtera

Rabu, 19 Juli 2017

Malam Dan Aku Adalah Kepedihan






Malam membawa kepada kesia-siaan
Menikam dalam kegelapan
Membangunkan kenangan yang terpendam
Mengingatkan pada masa yang suram

Malam membawa kepada kesia-siaan
Menggali luka yang terkubur dalam
Derita semakin jauh bertualang
Mengobarkan api penyesalan yang terpendam

Malam dan aku adalah kepedihan


Bandar Lampung, 25 Mei 2017











Biodata Penulis :


Nama  saya Pedi Kurniawan. Sekarang sedang berproses di Bandar Lampung. Memiliki  cita-cita, menjadi seorang penulis. Ini merupakan salah satu karya saya. Mudah-mudahan diterima dan dinikamati. Saya bisa dihubungi lewat fb: pedi zhen atau ig: pedi kurniwan. Salam kenal dari saya untuk semuanya. Salam bahagia dan sejahtera

Selasa, 18 Juli 2017

Kaulah Purnama di Antara Para Bintang



oleh -Andreas Agil Munarwidya

Untuk yang ke sekian kalinya,
Kaulah purnama bagiku
Bulat terang
Redup remang di antara para bintang

            Maka, selagi kisah ini dituturkan
            Dongeng-dongeng tentang bulan,
            adalah lolongan peperangan
            dari teman kesepian
            dari gelap gulita hingga singsing fajar di rasi timur bintang

Penantian,
Ialah tegar memandang di atas karang
Bersenandung memanggil keajaiban
Duyung yang karam

: Tapi tidak dengan kau!

Kau seumpama puncak dari ketenangan
Kaulah purnama bagi kesendirian
Bagiku...
Bulat terang
Redup remang di antara para bintang
: idola


Mungkid, Mei 2017




Biodata



Bernama lengkap Andreas Agil Munarwidya, pria ini biasa dipanggil Agil sedari kecil. Dilahirkan di Cilacap, 13 November 1990. Sekarang tinggal di asrama SMK Islam Terpadu Ihsanul Fikri Magelang sekaligus menjadi pengajar di sana. Mempunyai akun facebook dengan nama Akh Andre Al-Agiel. Adapun nomor handphone yang dapat dihubungi, yaitu: 08995042240.