Selasa, 25 April 2017

Gundah Dalam Munajat - Misnoto


Tiada rasa menerkam jiwaku
:selain duka dan nestapa

Senandung asmara telah melukai sanubariku
Bergoncang dengan tatapan mata
Di depan, terlihat sepasang burung berjalan mesra
Seperti sedang menggodaku, sepanjang mata tetap menatap.
Karena wajahku tertunduk lesu, tak mampu kembali pada sedia kala.
Mestinya ia tak menggodaku, atau pun menghiburku.
Barangkali doa mampu menghiburku
Dalam setiap cerita baru untuk berlalu
Mungkin saja aku tak mungkin berlalu
Biarkan asmara tetap bertalu
Untuk sekedar membingkai hati dan cerita masa lalu

Sepanjang itu, aku menyaksikan
Wajah-wajah lesu, terkadang ceria.
Bertemu cahaya asmara dalam mimpi
Walau berpisah dalam janji yang mengundang luka
Barangkali sesuatu itu telah terlampaui
Hingga doa sesekali terhenti,
Pada sunyi. gundah itu telah membunuhku
Dalam silam yang berpihak pada dirinya
Aku pun tak mengerti.

Seutuhnya kupanjatkan doa
Dalam harapan yang telah berlalu
Ketika semua hajat telah menjadi gundah
Kan tenggelam dalam segala ayat-ayat doa
Untuk bermunajat. penuh ampun
Terjulur dalam setiap penyesalan raga
Tiba-tiba tenggelam dalam setiap
Membawakan cerita masa lalu itu.

Malang,2017

Baca Juga: Cucu Sholeh Untuk Ibu - Mahmudiah

Biodata Penulis:
Misnoto, Mahasiswa jurusan Matematika di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malanga, berasal dari pulau Giliraja Kabupaten Sumenep Madura. Penulis biasa menulis puisinya di blog pribadinya sajak-sajakmisnoto.blogspot.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.