Tarian Suntuk.
Apa
yang Tuan lakukan ketika matahari tengah suntuk pada siang yang sunyi? Kalau boleh
puan beri saran, menarilah ketika saat itu tiba. Sebab Tuan akan menemukan
ribuan kunang-kunang bening yang menyerupai kenangan. Rauplah sebongkah mimpi
untuk menghiasi hati Tuan yang sedang bersedu itu. Biarkan mimpi itu tumbuh,
memunculkan daun lamunan dan memekarkan bunga bernama hasrat. Semailah ketika
saat itu tiba. Jangan lupa, mimpi Tuan disirami oleh kesuntukan matahari. Maka,
menarilah hingga saat itu tiba.
Ikrar.
Apa
yang Tuan lakukan ketika bunga bernama hasrat itu tengah mekar-mekarnya?
Aromanya bak parfum bidadari. Tak
tergelitikkah berahi Tuan untuk menyemai? Semailah bunga itu dengan hati-hati,
sebab kelopaknya sensual namun rentan akan
kecupan. Luruh kelopaknya bahkan meninggalkan rongga. Saat itu tiba,
Tuan akan menantikan kesuntukan matahari kembali. Kalau boleh puan beri saran,
jangan Tuan robek pelangi hanya untuk mewarnai mimpi.
Semarang, 24 November 2016
Biodata Penulis :
Astri Kumala |
Pegiat sastra di UKM KIAS Universitas PGRI Semarang. Tercatat sebagai mahasiswa yang suntuk menulis skripsi.
Ingin karyamu dimuat di sastraindonesia.org? Kirimkan karyamu ke sastraindonesiaorg@gmail.com.
Ingin karyamu dimuat di sastraindonesia.org? Kirimkan karyamu ke sastraindonesiaorg@gmail.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.